Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan kegiatan investasi di Sumatera Barat (Sumbar) tidak terganggu meski wilayah tersebut terlanda gempa berskala 7,8 skala richter (SR) pada Rabu (2/3/2014). Sumbar dinilai masih memiliki potensi besar investasi terutama di sektor industri padat karya, selain di Pulau Jawa.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, bencana alam seperti gempa, tsunami tidak membuat investor khawatir, takut, bahkan menunda kegiatan investasi di Sumbar.
"Tidak lah (terganggu). Gempa, tsunami, apapun tidak mengganggu. Kan tidak setiap hari gempa. Kegiatan investasi jalan terus, besok malah kita mau jalan-jalan (kunjungan kerja)," ujar dia di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Azhar, kegiatan penanaman modal di Sumbar masih didominasi pengolahan sumber daya alam. Paling banyak mengolah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Sementara sektor industri belum banyak menyentuh Provinsi Sumbar seperti halnya di Pulau Jawa. Seperti industri otomotif dan elektronik.
Azhar menilai, Sumbar mempunyai potensi besar investasi di sektor padat karya mengingat keahlian warga Sumbar menenun kain.
"Investasi di sana kelapa sawit, pengolahan CPO, pembangkit listrik, pengembangan atau ekspansi dari Semen Padang. Biarpun ada gempa, kelapa sawit tidak mati kok, tetap hidup. Sedangkan kalau pembangkit listrik biasanya kan dimatikan dulu, nanti dihidupkan lagi," pungkas dia. (Fik/Nrm)