Liputan6.com, Jakarta - Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL bersama Dinas Tata Air DKI Jakarta serta Dinas Pemadam Kebakaran, hari ini membersihkan gorong-gorong di sekitar Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Komandan Den IV Satuan Kopaska Koarmabar Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan, pihaknya sempat mengalami kesulitan saat membersihkan drainase itu.
Sebab, beberapa drainase pembuangan air dari Istana menuju ke Kali Abdul Muis, ditemukan sedimen lumpur yang cukup tebal.
"Ada beberapa drainase yang kita temukan dipenuhi oleh sedimen lumpur, dan ada beberapa drainase yang kita temukan terkoneksi drainase lain," kata dia.
"Jadi pada dasarnya sudah ditemukam gambaran ke mana arah aliran air. Untuk selanjutnya pembersihan dan penyelesaian akan kita serahkan ke Dinas Tata Kota," sambung Edy.
Keberadaan 'tembok' lumpur di sebagian gorong-gorong ini, menurut Edy, menyebabkan tim Kopaska kesulitan menembus hulu drainase yang berada di depan Istana.
Baca Juga
Advertisement
"Kesulitan banyak sekali, dari drainase-drainase ini ruangnya sangat sempit dan kecil. Sehingga tadi anggota kami kesulitan masuk menelusuri drainase tersebut. Sempit, karena terhalang oleh sedimen lumpur tadi," papar dia.
Tersumbat
Bahkan, kata Edy, ketebalan lumpur ada yang sampai menyumbat penuh gorong-gorong. Sehingga menyebabkan aliran air menuju hilir terhambat.
"Sedimen itu tidak bisa ditembus, kita tidak punya alat untuk mengecek kedalaman sedimen berapa. Namun ada lubang drainase yang tertutup oleh sedimen sekitar 80%, bahkan ada yang 100%," papar dia.
Untuk menghancurkan sedimen lumpur tersebut, menurut Edy, pihaknya harus meminta bantuan alat penyemprot dan penyedot lumpur dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanganan Bencana (Damkar-PB) DKI Jakarta.
Terkait dugaan adanya kulit kabel seperti yang ditemukan di gorong-gorong Jalan MH Thamrin atau depan Kementerian ESDM, Edy menyebutkan, pihaknya tidak menemukan.
Edy menambahkan, selama menelusuri gorong-gorong sekitar Istana, Kopaska hanya berhasil menemukan sedimen lumpur dan beberapa sampah plastik.
"Yang ditemukan sedimentasi lumpur, kalau pun ada sampah hanya sampah-sampah plastik biasa. Tidak ada itu (penemuan kulit kabel)," pungkas Edy.