Perangi Narkoba, Menkumham Pinjam Anjing Pelacak Bea Cukai

Yasonna mengakui, untuk membatasi ruang gerak peredaran narkoba di lapas sangat sulit dengan kekuatan yang dimiliki Kemenkumham saat ini.

oleh Oscar Ferri diperbarui 04 Mar 2016, 06:56 WIB
Petugas satuan K-9 Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan demo pelacakan saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton di Jakarta, Kamis (19/11/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah berkali-kali menyatakan perang terhadap narkoba. Pernyataan perang itu yang kemudian diimplementasikan Kementerian Hukum dan HAM dengan meminimalisir peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan.

"Pemerintah sudah menyatakan perang. Kita harus segera lakukan. Karena ini membahayakan negara kita ke depan," ujar Menkumham Yasonna H Laoly saat berkunjung ke kantor Liputan6 SCTV, Jakarta, Kamis 3 Maret 2016.

Yasonna mengakui, untuk membatasi ruang gerak peredaran narkoba di dalam lapas sangat sulit dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki Kemenkumham saat‎ ini. Sebab, jumlah personel petugas di lapas jauh lebih sedikit ketimbang penghuni lapas.

"Kami di lapas, kalau dengan kemampuan kami, tidak bisa periksa itu semua," ujar menteri asal PDIP tersebut.

 



Namun, ‎bukan berarti kehilangan cara. Yasonna menjelaskan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Ditjen Bea Cukai untuk meminjam sejumlah anjing pelacak dari Unit K-9. Anjing itu dikhususkan untuk melacak narkoba yang kerap kali diselundupkan pengunjung lapas. Sebab, sering kali ditemukan pengunjung yang membawa narkoba lolos dari pemeriksaan petugas.

"Untuk sekarang kita sedang pinjam K-9 hasil kerja sama dengan Bea Cukai. Beberapa lapas narkoba di Jakarta yang kita anggap berat, kita pakai K-9 untuk memeriksa pengunjung. Karena ada yang narkobanya diselipkan di sepatu atau ditaruh di mana. Dengan anjing K-9 ini, penciumannya bisa kita lacak narkoba di pengunjung itu," ujar eks Anggota Komisi II DPR itu.

Lebih lanjut Yasonna menilai, penggunaan anjing dalam melacak narkoba dirasa efektif. Karena itu, selain meminjam K-9, pihaknya juga menganggarkan untuk membeli anjing serupa yang kemampuannya mumpumi dalam melacak.

‎"Kami sudah menganggarkan untuk membeli anjing. Tapi itu kan perlu pelatihan, perlu waktu yang lama. Harganya itu juga tidak murah. Itu dari kecil dulu, dilatih. Bukan hanya anjingnya, kita juga harus tunjuk orang yang membina anjing itu. Jadi kita menyatukan anggaran dan waktu dulu ini," kata Yasonna.

‎"Karena dengan kemampuan staf kami saat ini, saya harus jujur katakan, tidak mungkin. Kenapa? Karena terbatas. Tamu begitu banyak, personel kita sedikit," ujar Menkumham Yasonna H Laoly.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya