Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus menggenjot penyelesaian proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Namun proyek ini dikeluhkan oleh pengusaha logistik.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, pengoperasian tol Trans Sumatera ini nantinya justru dikhawatirkan akan mematikan pelabuhan-pelabuhan di sekitarnya. Sebab, orang akan memilih menggunakan jalur darat ketimbang jalur laut dalam mendistribusikan barang.
"Tol Trans Sumatera berjalan akan membuat pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai timur dan barat Sumatera akan mengalami penurunan volume yang signifikan. Dan akhirnya membuat pelabuhan-tersebut merana dan merugi," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Adanya tol ini, lanjut dia, memang diakui akan membuat biaya logistik di Pulau Sumatera mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut dinilai tidak akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
"Tol Trans Sumatera mungkin bisa menurunkan biaya logistik, tapi tidak berkelanjutan (sustain). Bayangkan berapa subsidi BBM solar yang harus dikeluarkan kalau harga minyak dunia kembali naik menjadi US$ 100 per barrel. Sangat aneh Indonesia yang negara kepulauan mempunyai infrastruktur jalan tol yang banyak," kata dia.
Oleh sebab itu, selain membangun tol Trans Sumatera, Zaldy berharap pemerintah juga memberi perhatian pada pengembangan pelabuhan di tol tersebut. Menurutnya, sebagai negara kepulauan seharusnya Indonesia memfokuskan sistem logistiknya pada jalur laut.
"Akan sangat sangat aneh, Indonesia yang negara kepulauan tapi mempunyai infrastruktur jalan tol yang banyak," tandasnya. (Dny/Zul)