Tergiur Jadi Honorer, Warga Jambi Setor Belasan Juta Rupiah

Penipu yang mengiming-imingi calon tenaga honorer itu mencatut nama pamannya yang merupakan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 04 Mar 2016, 12:30 WIB
Ribuan tenaga honorer dari seluruh Indonesia berunjuk rasa, hingga Presiden Joko Widodo bertemu dengan delegasi Rusia.

Liputan6.com, Jambi - Minimnya lapangan pekerjaan dimanfaatkan tersangka penipu berinisial S untuk menipu warga Kota Jambi bernama WA. S yang mengaku kerabat seorang pejabat di Pemkot Jambi menyatakan bisa meloloskan S menjadi pegawai honorer asal menyetorkan uang sebesar Rp 15 juta.

Uang diserahkan sejak November 2015, tapi sudah 3 bulan, WA tak kunjung diangkat menjadi tenaga honorer di Pemkot Jambi. Merasa tertipu, ia lantas berkeluh kesah di akun media sosial Facebook. Menurut AW, korbannya bukan hanya dirinya seorang.
 
Penipuan itu diakui kakak S, Adi Irawansyah. Menurut Adi, S telah mengembalikan uang Rp 15 juta kepada AW. Adi mewakili keluarganya meminta maaf atas kelakuan S.

Adi mengaku ia dan adiknya adalah keponakan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Jambi. "Jadi mudah dipercaya orang jika S bisa memasukkan tenaga honorer karena keponakan pejabat," ujar Adi di Jambi, Kamis, 3 Maret 2016.


Kepala BKD Kota Jambi, Subhi membenarkan apabila S merupakan keponakannya. Namun, ia membantah ikut terlibat melakukan penipuan honorer.

"Bahkan saya tidak sama sekali merekomendasikan seseorang menjadi tenaga honorer," kata Subhi.

Beberapa hari sebelumnya, dugaan penipuan menjadi tenaga honorer di Pemkot Jambi lainnya terungkap. Anak seorang pejabat asisten di Pemkot Jambi berinisial JA dilaporkan ke polisi karena diduga telah menipu 63 orang yang berminat jadi honorer.

Uang yang diraup JA lumayan besar, mencapai Rp 1 miliar. Selain mengadu ke kepolisian, sejumlah pelapor juga membawa masalah tersebut ke DPRD Kota Jambi.

"Kami mendengar ia (JA) bisa mengurus jadi honorer, apalagi ia anak pejabat, saya mau. Meski hanya honorer, kan pakai baju dinas, bisa dipandang masyarakat," ujar salah seorang pelapor yang enggan ditulis namanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya