Liputan6.com, Maryland - Astronot Badan Antariksa AS (NASA), Scott Kelly, akhirnya kembali ke Bumi setelah 1 tahun di angkasa luar.
Kini, Kelly kembali ke rumah.
Keberadaan Scott di angkasa luar merupakan bagian dari program 'saudara kembar' NASA yang melibatkan kembaran Scott, Mark Kelly.
Baca Juga
Advertisement
Ketika Scott berada di angkasa luar, Mark tetap berada di Bumi. Hal itu membuat para periset meneliti dampak dari perjalanan ke luar Bumi terhadap tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan sebuah misi ke Planet Mars.
Lebih spesifik lagi, para periset meneliti efek perubahan visual yang berhubungan dengan lamanya manusia beda di kapal antariksa. Hal itu dikemukakan oleh Graham Scott, kepala sains di National Space Biomedical Research Institute dan wakil periset di NASA Twin Study. Bagaimanakah tubuhnya beradaptasi, apakah ada penglihatan berkurang, dan bagaimana massa tulang selama di luar Bumi.
Berikut adalah dampak satu tahun di antariksa terhadap tubuh manusia yang dialami oleh astronot Scott Kelly, seperti dilansir Liputan6.com dari USAToday, Jumat (4/3/2016).
Dampak Terhadap Penglihatan hingga Tulang dan Otot
Penglihatan
Salah satu riset paling penting adalah para peneliti berfokus pada dampak penglihatan Scott setelah 1 tahun di angkasa luar.
"Kami ingin melihat berkurangnya penglihatan terhadap Scott setelah 1 tahun di angkasa luar," kata Graham.
Graham mengatakan kebanyakan para astronot yang kembali dari angkasa luar mengalami pengurangan penglihatan. Para peneliti tidak yakin apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.
"Kebanyakan para astronot harus mengganti kacamata mereka saat berada di angkasa luar. Awalnya mereka membawa kacamata dari Bumi, namun dalam beberapa bulan, mereka mengganti minus yang lebih tinggi," terang Graham.
Tulang dan Otot
Dalam waktu satu tahu, Scott Kelly sama sekali tidak menggunakan kakinya untuk bergerak namun mengambang untuk berpindah dari satu ruang ke ruang lainnya di kapal antariksa. Di masa lalu, para astronot kembali ke Bumi dengan tulang rapuh dan otot yang lemah karena jarang digunakan selama di pesawat.
Namun, kali ini, para peneliti mampu mengurangi dampak tersebut dengan menyediakan progam latihan selama di kapal.
Menurut Graham, Scott Kelly selama berada di wahana International Space Station mengikat dirinya untuk treadmill atau bersepeda statis selama 2 hingga 2.5 jam per hari.
"Latihan itu ternyata memiliki dampak positif bagi tulang dan otot astronot dan saat mereka kembali, tubuh mereka tetap bagus," terang Graham.
"Memang ada satu dan dua astronot yang mengalami tulang rapuh dan otot melemah, tapi tidak separah dahulu kala," jelas Graham.
Advertisement
Radiasi dan Tubuh Bertambah Tinggi
Efek Jangka Panjang Radiasi
Radiasi adalah isu terbesar yang akan dihadapi astronot saat melakukan perjalanan ke Mars nanti, kata Graham.
Di International Space Station, para astronot mendapatkan radiasi 20 kali lebih besar dari pada manusia yang berada di Bumi.
"Jadi bisa dibayangkan, jika manusia melakukan perjalanan ke Mars, akan ada ratusan kali lipat, mungkin 300 kali terpapar radiasi," tutur Graham.
Ia mengatakan para periset sangat tertari dengan efek radiasi yang akan memengaruhi kerja jantung, aliran darah, tuang, pusat syaraf dan otak. Dan kemungkinan besar memiliki risiko kanker.
Ia juga memberi catatan bahwa kesehatan Scott Kell akan terus berlangsung dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin.
Jantung Menciut
Ketika berada di wahana, sistem kardiovaskular tidak bekerja sekeras di Bumi.
"Sama fungsinya seperti tulang dan otot, jantung didisain untuk bekerja dalam gravitasi di Bumi. Jadi, jika Anda meletakkan jantung di angkasa luar, organ itu akan bekerja berbeda dan berubah ukurannya," papar Graham.
Ia mencatat transisi efek dari kembalinya mereka ke Bumi adalah para astronot bisa merasakan nyaris pingsan. Itulah alasannya mengapa mereka diletakkan di tempat tidur khusus untuk meyakinkan bahwa mereka tidak akan pingsan saat berdiri dan berjalan.
Namun, ada kekhawatiran radiasi bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.
Tubuh Manusia
Salah satu penampakkan paling nyata yang terlihat pada diri astronot Scott Kelly adalah ia bertambah tinggi 5 cm! Hal itu karena kurangnya gravitasi sehingga membuat tulang belakangnya memanjang.
Ketika mereka kembali ke Bumi, mereka menyesuaikan diri dengan gravitasi kembali dan memiliki masalah keseimbangan serta tugas-tugas sederhana seperti berdiri, berjalan atau menjalankan kendaraan.
Graham mengatakan para astronot akan melakukan program penyesuaian kembali dan biasanya kembali normal setelah satu hingga tiga minggu. Namun, jika mereka mengalami permasalah pada tulang dan otot, bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk pulih kembali.