Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berupaya mengatasi defisit listrik yang terjadi di Provinsi Lampung dengan membangun jaringan kelistrikan dari provinsi Sumatera Selatan ke wilayah tersebut. Namun sayang, pembangunan jaringan tersebut masih terkendala pembebasan lahan.
Manajer Senior PLN Agung Murdifi mengatakan, pasokan listrik yang tersedia untuk wilayah Sumatera Selatan mencapai 1.150 Mega Watt (MW), sementara beban puncaknya hanya 714 MW. Ini artinya ada kelebihan daya listrik sebesar 436 MW.
"Saat ini sistem kelistrikan di Sumatera Selatan mengalami kelebihan pasokan," kata Agung, di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Agung menambahkan, kelebihan pasokan tersebut diharapkan bisa segera tersalurkan jika sistem interkoneksi Sumatera Selatan-Lampung tersambung. Hal ini dapat menutup defisit daya yang terjadi di Lampung yang mencapai 130 MW.
Namun upaya PLN membangun sistem interkoneksi kelistrikan antara Sumatera Selatan dengan Provinsi Lampung sejak 2007 hingga kontrak pembangunan di perbaharui yakni pada 2012 masih terkendala. PLN masih kesulitan menyelesaikan pembangunan tower transmisi.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini disebabkan karena belum adanya kerelaan pemilik lahan untuk membebaskan lahannya demi pembangunan tower transmisi penghubung aliran listrik dari Sumsel ke Lampung sepanjang 58,9 kilometer sirkit (kms).
Sejatinya, PLN berencana untuk menghubungkan sistem kelistrikan antara Sumsel dengan Lampung melalui jaringan Transmisi 150 kilo Volt ( kV) Seputih Banyak – Menggala yang dibangun di Provinsi Lampung.
Sesuai perhitungan awal, pembangunan sistem interkoneksi Sumsel-Lampung itu memerlukan 179 tower yang harus terhubung dari Menggala ke Seputih Banyak. Sampai saat ini PLN baru berhasil mendirikan 90 tower. Pengerjaan pembangunan tower terpaksa berhenti sementara, karena PLN belum berhasil membebaskan tanah yang dimiliki beberapa perusahaan perkebunan.
Sebelumnya PLN telah melakukan upaya negosiasi dan rapat koordinasi dengan semua pihak terkait untuk pembebasan lahan tersebut. Namun hingga kini pemilik perusahaan perkebunan tersebut masih belum bersedia untuk membebaskan lahan. Adapun lahan yang dimiliki perusahaan tersebut akan dilewati 87 tower transmisi.
Bahkan survei telah dilakukan PLN bersama perusahaan dan Instansi terkait untuk menentukan titik tower dengan perkiraan jalur berada di batas lahan perusahaan tersebut . Namun sampai saat ini masih belum menemukan titik terang untuk masalah tersebut.
“Terus terang penyelesaian transmisi ini sangat tergantung dengan pembebasan lahan yang melintas di dua perusahaan tersebut, kami sudah setengah jalan dalam penyelesaian tower transmisi untuk sistem kelistrikan Sumsel-Lampung. Jika nantinya semua tower transmisi bisa berdiri dan tersambung, pemadaman di lampung akan minim bahkan tidak terjadi lagi” tutup Agung.(Pew/Nrm)