Liputan6.com, London - Manajer Chelsea, Guus Hiddink, sepertinya memiliki pendapat sama soal gagasan kompetisi baru bertajuk European Super League (ESL). Hiddink mengaku khawatir akan potensi eksklusivitas yang bisa dimiliki ESL apabila jadi digulirkan dalam waktu dekat.
"Saya pikir semua harus berhati-hati jika memang ingin masuk ke sisi [kompetisi] eksklusivitas ketika tim seperti Leicester juga turut dilibatkan," ujar Hiddink.
Wacana ini, seperti dilaporkanThe Sun, muncul setelah sejumlah pimpinan eksekutif klub papan atas Liga Primer Inggris, seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City dan Manchester United menggelar pertemuan dengan miliuner Amerika Serikat, Stephen Ross. Pertemuan guna membahas format turnamen baru antarklub Eropa.
Baca Juga
- Cuplikan Video Roma Menang Telak atas FIorentina
- Piala Gubernur Kaltim: Pesona WAGs Eropa Timur di Skuat Arema
- Dejan Sebut Persib Mirip Manchester United
Advertisement
Ide awal Europa Super League adalah, menggabungkan tim-tim terbaik Eropa dalam satu turnamen dengan format kompetisi penuh. Pemikiran menggerlar ESL muncul lantaran format Liga Champions butuh penyegaran dan membuat tim menjadi lebih kompetitif.
Namun, Hiddink juga menegaskan bahwa pertemuan tersebut lebih mengedepankan pembahasan mengenai turnamen pra-musim, International Champions Cup, yang memang digelar oleh Relevent Sports.
Sebelumnya, manajer MU Louis van Gaal juga tidak sependapat dengan wacana itu. Dia merasa kompetisi tersebut hanya menguntungkan tim-tim besar dan lebih berorientasi pada uang. Van Gaal melihat, kecil kemungkinan tim-tim kecil untuk berpartisipasi di ESL.
"Olahraga harus selalu berada dalam tempat terbaiknya. Ide itu (ESL) sampah. Saya selalu mengatakan itu, ketika berbicara kompetisi tidak selalu melibatkan tim besar," ujar Van Gaal dilansir dari The Guardian.