3 Fakta Ini Kuak Pemilik Kulit Kabel Depan Istana

Setelah beberapa hari menyelidiki, polisi mengungkap asal dan pemilik kulit kabel di gorong-gorong depan Istana. Ini 3 faktanya.

oleh Andrie Harianto diperbarui 05 Mar 2016, 20:15 WIB
Petugas kebersihan menata bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melaporkan temuan kulit kabel di gorong-gorong depan Istana kepada Polda Metro Jaya. Hal ini lantaran kulit kabel yang jumlahnya mencapai 12 truk itu ditengarai sebagai penyebab banjir Jakarta, terutama jalan di depan Istana.

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya turun langsung ke lapangan guna mencari segala dugaan, apakah itu disengaja atau pun tidak.

Tak hanya menyambangi lokasi temuan kulit kabel, penyidik juga meminta keterangan dari berbagai pihak. Yaitu Suku Dinas Tata Air, PLN, dan Telkom.

Usai beberapa hari menyelidikinya, polisi kini mengungkap asal mula dan pemilik kulit kabel tersebut. Siapa dia? Ini dia ulasannya:


Kabel Listrik PLN

Petugas kebersihan menarik bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kapolda Metro Irjen Tito Karnavian menyatakan, pihaknya telah memeriksa gulungan bungkus kabel yang menjadi barang bukti ke Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri. Hal itu untuk mengungkap siapa pemilik dari benda tak bertuan ini.

"Untuk kita bandingkan gulungan bungkus itu mirip dengan gulungan kabel PLN, dan bukan telepon," kata Tito di Jakarta, Jumat 4 Maret 2016.

Tito menerangkan perbedaan isi kabel PLN dan Telkom. Menurut dia, milik PLN isinya berupa batangan logam tembaga atau timah. Fungsinya untuk mengantarkan listrik.

"Sedangkan untuk Telkom bentuk gulungannya beda. Lebih besar, di dalam isinya adalah serabut-serabut kabel kecil yang jumlahnya ratusan, itu Telkom," kata jenderal bintang dua kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini.

Hasil penyelidikan tersebut, kepolisian akhirnya menyimpulkan sementara siapa pemilik bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Merdeka Selatan tersebut.

"Kesimpulan kita sementara ini kemungkinan kabel dari listrik yaitu PLN," kata Tito.


Hasil Curian 2015

Tumpukan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Polisi pernah meringkus 4 orang, terkait kasus pencurian kabel listrik milik PLN pada 2015. Para pencuri itu sehari-hari bekerja sebagai pemulung di sekitar Istana.

Mereka mengetahui ada kabel listrik yang tembaga di dalamnya mengandung nilai jual. Alhasil, mereka nekat masuk ke gorong-gorong, memotong dan mencurinya.

"Di 2015, tim kita sudah memeriksa di Polsek Gambir, itu ada 4 orang yang ditangkap. Kasusnya yaitu pemulung-pemulung yang melakukan, masuk ke dalam gorong-gorong itu," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jumat 4 Maret 2016.

"Kemudian mereka mengambil batang-batang dan mengupas kabel-kabel lama PLN tadi," sambung dia.

Tito menjelaskan, pencurian ini terjadi lantaran jarang ada pihak yang mengecek kondisi gorong-gorong. Jajaran Polsek Metro Gambir mengungkap pencurian kabel listrik ini pada awal 2015.


Jaringan Bekas

Petugas kebersihan menemukan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari hasil penyelidikan itu pula diketahui, ada beberapa jaringan kabel yang sudah tidak terpakai. Jaringan lama itu lalu tidak digunakan oleh PLN.

"Jaringan lama ini tidak diangkat. Karena biaya pengangkatannya dan lain-lain itu lebih tinggi daripada harga ekonomis dari kabel bekas yang sudah bertahun-tahun itu, sehingga ada kecenderungan didiamkan di sana," beber Tito.

Dugaan berkembang kepada pencurian batangan tembaga dan bungkus jaringan itu dibiarkan saja oleh si pelaku.

"Karena kabel itu masih memiliki nilai ekonomis yang di dalamnya ada tembaga dan timah," jelas Tito.

 

*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya