Mitos-mitos Gerhana Matahari dari Berbagai Penjuru Dunia

Masyarakat Jawa punya mitos tersendiri tentang terjadinya gerhana matahari, belahan negara lain pun punya mitos yang berbeda terkait hal ini

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Mar 2016, 19:40 WIB
mitos-mitos tentang gerhana matahari

Liputan6.com, Jakarta Pada Rabu 9 Maret nanti, gerhana matahari total akan dirasakan di tujuh provinsi di Indonesia. Mulai dari Belitung lalu ke Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah lalu Maluku (Baca: Ini Durasi Gerhana Matahari Total di 7 Provinsi Indonesia)

Bagi masyarakat zaman sekarang, fenomena alam gerhana matahari sudah tidak lagi dikaitkan dengan hal-hal mistik. Ilmu pengetahuan dan teknologi maju mampu menjelaskan penyebab terjadi gerhana matahari.

Namun pada masa lalu, masyarakat kerap menganggap gerhana matahari merupakan hal luar biasa yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Berbagai mitos pun menyeruak terkait gerhana matahari.

Pada masyarakat Jawa misalnya, dulu sempat percaya saat terjadi gerhana matahari, raksasa Batara Kala menelan matahari karena dendam kepada Sang Surya atau Dewa Matahari.

Lalu bagaimana mitos dari belahan dunia lain? Berikut selengkapnya seperti dihimpun dari berbagai sumber pada Minggu (6/3/2016).

1. Kemarahan Dewa

Pada masyarakat Yunani Kuno, gerhana matahari dianggap sebagai tanda kemarahan dewa. Serta jadi pertanda akan datang hal-hal buruk seperti dikutip laman Mirror.

2. Ibu hamil sebaiknya di dalam rumah

Di beberapa wilayah di dunia meyakini ibu hamil sebaiknya berada di dalam ruangan saat sedang terjadi. Mitos ini pun sempat beredar di masyarakat Jawa.

3. Hindari makan pada saat terjadi gerhana matahari

Di beberapa daerah di India sempat meyakini bahwa tidak boleh makan saat terjadi gerhana matahari. Mereka pun menghindari memasak saat gerhana matahari terjadi, menurut mereka makanan akan jadi beracun.

4. Ditelan makhluk lain

Beberapa kebudayaan di dunia mempercayai gerhana matahari terjadi ketika setan atau hewan mengonsumsi matahari.

"Orang-orang Viking menganggap sepasang serigala langit melahap gerhana matahari," papar Direktur Griffith Observatory Los Angeles, Amerika Serikat, EC Krupp seperti dikutip laman National Geographic.

Sementara itu di Vietnam, pada masa lalu orang-orang menganggap kodok memakan matahari pada saat gerhana matahari terjadi.

5. Membunyikan panci untuk mengusir apapun yang menelan matahari

Guna melawan makhluk atau hewan lain yang dipercayai memakan matahari, ada banyak budaya yang memilih untuk membuat kebisingan yang dimaksudkan untuk menakuti-nakutinya.

"Orang bisa memukul apapun yang menimbulkan suara seperti panci atau wajan sebagai tanda untuk mengusir apapun yang menelan matahari," papar Indigenous Education Institute on San Juan Island, Amerika Serikat, Nancy Maryboy.

6. Refleksi diri

Tak selalu mitos mengenai gerhana matahari terkait hal-hal buruk. Orang-orang dari Batammaliba di Afrika menganggap hal ini dari sisi baik.

Dalam mitos mereka, saat terjadi gerhana matahari artinya sedang terjadi perjuangan antara matahari dan bulan berjuang bersama-sama untuk menghentikan pertempuran.

"Mereka melihatnya sebagai waktu bersama-sama antara bulan dan matahari menyelesaikan perseteruan," tutur ahli astronomi budaya dari University of the Western Cape, Afrika Selatan, Jarita Holbrook.

Selain itu, ada juga yang melihat gerhana matahari sebagai waktu bagi manusia untuk melakukan refleksi dan rekonsiliasi dalam hidupnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya