Liputan6.com, Jakarta Gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan jarang terjadi. Dalam waktu dekat, tepatnya 9 Maret 2016 kita akan melihat fenomena alam gerhana matahari total. Terlebih ada banyak daerah di Indonesia bisa melihat gerhana total, mulai dari Bengkulu hingga Sofifi.
Baca Juga
Advertisement
Ada banyak hal-hal unik yang biasa terjadi pada saat gerhana. Mulai dari dampak yang dirasakan hewan hingga bagi mereka yang menggemari fenomena alam. Selengkapnya seperti dikutip laman listverse, Minggu (6/3/2016).
1. Kebingungan pada hewan
Hewan amat dekat dengan kondisi alam. Saat terjadi perubahan, mereka akan mengalami kebingungan. Hewan-hewan yang biasanya tidur pada malam hari, ketika dunia berubah menjadi gelap membuat mereka bersiap-siap tidur di siang hari. Sementara hewan-hewan malam mulai tergugah untuk bangun dan bergerak. Hal tersebut terjadi dengan cepat, gerhana matahari biasanya terjadi hanya beberapa menit.
Namun, tak semua hewan mengalami hal tersebut. Ada juga yang dengan tenang menikmati perubahan ini.
2. Menghindari berhubungan seksual
Pada abad pertengahan, sebagian masyarakat Eropa meyakini berhubungan seksual saat gerhana bulan memberikan efek buruk. Menurut mereka, anak yang diproduksi pada saat terjadi gerhana bulan sifatnya dipengaruhi setan.
Lalu, ada juga yang meyakini agar ibu hamil menghindari menyentuh area perut pada saat terjadi gerhana bulan. Jika ibu melakukannya, anak lahir dengan tanda lahir.
3. Terkait cacat lahir
Mitos yang sempat dipercayai oleh orang Indian yakni ibu hamil tidak boleh keluar saat gerhana terjadi. Jika dilakukan hal itu bisa membuat bayi lahir buta atau mengalami bibir sumbing.
4. Trik Christopher Columbus terhadap orang Jamaika
Salah satu hal menarik tentang gerhana, dalam hal ini gerhana bulan adalah kaitannya dengan Christopher Columbus.
Pada sekitar 1503, Columbus dan kapal layarnya terdampar di Jamaika. Masyarakat Jamaika pada saat itu menyambut baik kehadiran Columbus dan para awak kapal dengan memberi makan. Namun suatu ketika mereka mencuri barang milik penduduk lokal, hal ini membuat berang masyarakat Jamaika sehingga Columbus dan kru tidak lagi diberi makan.
Columbus dan kru tentu saja merasa kelaparan, ia pun memutar otak agar bisa kembali diberi makan. Berbekal tabel astronomi Abrahan Zacuto, Columbus mempelajarinya. Ia pun mengetahui bahwa akan terjadi gerhana bulan.
Lalu, ia mengatakan kepada kepala suku penduduk lokal bahwa akan terjadi gerhana bulan. Columbus mengatakan kejadian ini terjadi karena dewa marah akibat perlakuan penduduk lokal terhadap Columbus dan kru. Columbus pun mengatakan hal ini bisa saja tidak terjadi bila mereka memberikan makanan. Namun kepala suku menolak.
Benar saja, bulan nampak menjadi merah, dan penduduk lokal ketakutan. Mereka memohon kepada Columbus agar meminta dewa tidak marah. Columbus pun berpura-pura memohon kepada dewa sambil menghitung jam pasir untuk menghitung lama gerhana bulan. Ya setelah 48 menit, gerhana bulan selesai. Columbus dan kru mendapat makanan.
5. Di Thailand orang menabuh panci
Di masa lalu, sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menjelaskan penyebab gerhana matahari, orang-orang Thailand menganggap roh jahat mendatangi mereka. Untuk menakut-nakuti roh jahat itu, mereka menabuh panci dan menyalakan kembang api.
6. Membasuh mata dengan urine
Banyak kepercayaan di India tentang gerhana, salah satunya tentang membasuh mata dengan urine usai gerhana terjadi. Mereka percaya, urine mampu membuat mata tak sakit lagi.
Lalu, saat terjadi gerhana bulan dilarang untuk tidur dengan rambut basah. Jika dilakukan hal tersebut dipercayai membuat seseorang jadi gila.
7. Berburu gerhana
Gerhana matahari maupun bulan jarang terjadi. Hal ini membuat mereka yang menggemari hal-hal seperti ini datang menuju tempat terbaik untuk menyaksikan fenomena alam ini. Pada tahun ini Indonesia memiliki banyak titik untuk bisa melihat gerhana matahari total.
Diantaranya Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, serta sejumlah kota besar seperti Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi.
Selain turis lokal, gerhana matahari total (GMT) tahun ini diperkirakan mampu menyedot lebih dari 5.000 wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara.