Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Desa mengucurkan dana segar untuk membangun dan membangkitkan perekonomian di desa. Kendati membawa anugerah bagi desa, kebijakan tersebut dinilai mengandung risiko luar biasa.
"Transformasi dana desa secepat mungkin disalurkan. Namun, adanya pelimpahan uang ke desa itu, mengandung resiko luar biasa," ujar Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo di Jakarta, Minggu (6/3/2016).
Dia menambahkan, risiko itu akan muncul saat penggunaan anggaran desa tidak sesuai dengan penggunaan yang semestinya. Hal itu dianggap Yoyok sebagai sikap yang dapat merugikan keuangan negara.
Baca Juga
Advertisement
"Jika pengelolahannya yang tidak efektif, bayangkan akan ada kerugian negara dan besar sekali," ucap dia.
Karena tak ingin menyebabkan negara rugi, Yoyok pun langsung segera bertindak dengan mengorganisir perangkat desa di Kabupaten Batang.
"Karena itu, di Batang kita bertindak cepat, dengan mengumpulkan seluruh perangkat desa, kemudian ada Perdes (Peraturan Desa)," ungkap pria yang menerima Bung Hatta Awards 2015 itu.
Dengan cara seperti itu, lanjut dia, proses transfer dana yang nantinya mencapai Rp 1 miliar bisa dilakukan.
Yoyok pun mengungkapkan meski pemerintah pusat, dalam hal ini, Kementerian Desa, sudah mengirimkan pendamping, dia enggan lepas tangan.
"Monitoring itu ditunjuk dari pusat. Tapi kita enggak lepas tangan. Ada yang kita lakukan untuk melaksanakan kegiatan monitoring lainnya," ujar Yoyok.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV, dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.