Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok ilmuwan Amerika Serikat telah mengembangkan sebuah mesin yang memungkinkan orang untuk menavigasi kursi roda robotik melalui pikiran mereka.
"Pada beberapa penyandang disabilitas, berkedip pun tidak mungkin," ujar Miguel Nicolelis, seorang ilmuwan saraf di Duke University, dikutip dari First Post, Rabu (9/3/2016).
"Bagi mereka, menggunakan kursi roda atau perangkat yang dikendalikan oleh tindakan-tindakan noninvasif seperti EEG--perangkat yang memantau gelombang otak melalui elektroda pada kulit kepala--mungkin tidak cukup," katanya lebih lanjut.
Baca Juga
Advertisement
Para ilmuwan tersebut menggunakan komputer untuk memantau sinyal otak dari seekor monyet rhesus. Mereka merekam sinyal dari ratusan neuron di dua wilayah otak monyet yang terlibat dalam gerakan dan perasan.
Selama percobaan, terungkap bahwa ketika monyet itu berpikir tentang bergerak menuju tujuan mereka--dalam hal ini, sebuah mangkuk berisi buah anggur segar--komputer menerjemahkan aktivitas otak mereka ke dalam tindakan real-time dari sebuah kursi roda.
Ketika monyet belajar mengendalikan kursi roda hanya dengan berpikir, menurut Nicolelis, mereka menjadi lebih efisien dalam menavigasi ke arah anggur dan menyelesaikan uji coba tersebut lebih cepat.
Selain mengamati sinyal otak yang berhubungan dengan gerakan rotasi (berputar) dan translasi (bergeser), para peneliti juga menemukan sinyal otak primata menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka merenungkan jarak mereka dengan semangkuk anggur yang hendak mereka tuju.
Tim ilmuwan ini berharap mampu memperluas penelitian mereka dengan merekam lebih banyak sinyal neuronal untuk terus meningkatkan akurasi dan ketelitian dari indeks massa tubuh primata sebelum mengujicobakan perangkat ini pada manusia.
(Why)