Hasil KTT OKI, Libya Ingin Belajar Demokrasi dari Indonesia

Pertemuan dengan Seraj digunakan untuk membahas sejumlah isu penting.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Mar 2016, 15:13 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin pembukaan KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di JCC, Jakarta, Senin (7/3). Dalam pidatonya, Jokowi mengungkit janji Presiden Pertama RI Soekarno. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB OKI) di Jakarta, Presiden Joko Widodo melakukan sejumlah pertemuan bilateral. Salah satunya adalah dengan Perdana Menteri (PM) Faiz Al-Seraj.

Pertemuan dengan Seraj digunakan untuk membahas sejumlah isu penting. Termasuk niatan Libya belajar demokrasi di Indonesia.

"Di bidang demokrasi tadi perdana menteri menyampaikan ingin belajar dari Indonesia dalam pengalaman berdemokrasi,"' ucap pria yang kerap disapa Jokowi ini, di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (7/3/2016).

"Tadi sudah berbicara banyak mengenai Pilpres, mengenai Pilkada gubernur dan wakil gubernur, bupati dan walikota. Saya kira hal seperti ini yang tadi banyak ditanyakan oleh PM Libya," sambung mantan Walikota Solo ini.

Pada kesempatan tersebut Jokowi turut menyampaikan selamat kepada PM Libya. Ucapan itu disampaikan terkait terbentuknya pemerintahan baru di negara penghasil minyak tersebut.

Hal lain yang dibahas Jokowi bersama Seraj adalah peluang peningkatan kerjasama. Peningkatan ini akan dilakukan di sejumlah area kerjasama penting.

"Di bidang energi, beberapa BUMN dan swasta Indonesia sudah beroperasi di Libya dan ini akan dilanjutkan kembali setelah situasi Libya kondusif," papar Jokowi.

"Kemudian di bidang konstruksi juga sama, BUMN Indonesia juga siap bekerjasama bidang konstruksi dan perumahan-perumahan yang ada di Libya, karena Libya juga membuka diri tuk bekerjasama," pungkas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya