NASA Siapkan Alat Canggih Baru untuk Gerhana Matahari Total

Alat ini digunakan untuk mengamati cahaya terpolarisasi gerhana matahari total yang membawa beberapa informasi sekaligus.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Mar 2016, 18:20 WIB
Apakah wilayah Anda kebagian peristiwa Gerhana Matahari Total

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana matahari total yang sebentar lagi terjadi jelas merupakan peristiwa yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. Salah satunya adalah Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, yang akan melakukan penelitian dalam peristiwa tersebut.

Mengutip informasi dari laman Phys.org, Senin (7/3/2016), peneliti NASA akan secara khusus mengambil data dari bagian terdalam matahari yang mudah menguap, yakni atmosfer matahari. Daerah tersebut memang hanya dapat diamati ketika permukaan matahari yang panas tertutup sepenuhnya oleh Bulan.

"Gerhana matahari total memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat bagian matahari secara lebih dekat," ujar peneliti NASA dari Goddard Space Flight Center Nelson Reginald. Menurutnya, atmosfer matahari adalah hal yang menarik untuk diamati.

Berdasarkan penuturan Reginal, bagian atmosfer matahari yang secara ilmiah menarik untuk diamati adalah korona. Sebab, bagian itu diperkirakan merupakan kunci dari misteri matahari, mulai dari percepatan angin matahari sampai ledakan kelahiran awan matahari yang disebut coronal mass ejection.

Nantinya, para peneliti NASA akan menggunakan alat baru, coronagraph, untuk mengamati cahaya terpolarisasi yang membawa informasi mengenai suhu dan kecepatan elektron di posisi korona lebih rendah.

Coronagraph sendiri pertama kali digunakan pada peristiwa gerhana matahari di Turki pada 1999. Namun, para peneliti melakukan beberapa pembaruan, mengingat durasi gerhana yang hanya sebentar--sekitar 3 menit--untuk dapat mengambil gambar lebih cepat.

Mereka menggunakan coronagraph untuk menguji cahaya terpolarisasi dari korona matahari. Cahaya yang berisi informasi tentang suhu dan kecepatan elektron itu akan dipolarisasi ketika medan listrik berosilasi dalam satu sumbu, baik kanan-kiri atau atas-bawah.

Rencananya, eksperimen ini akan pertama kali dilakukan di Maluku Utara, Indonesia. Daerah itu dipilih sebab akses yang lebih mudah dan kemungkinan kondisi langit yang cerah pada saat terjadinya gerhana matahari total. Untuk itu, para peneliti sudah melakukan uji coba pada instrumen tersebut.


*Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini 

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya