Liputan6.com, Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta antusias melihat gerhana matahari sebagian di Alun-alun Utara. Namun masih banyak warga yang menyaksikan proses gerhana matahari dengan alat yang tidak direkomendasikan.
Seperti Tya yang menggunakan foto rontgen untuk melihat gerhana matahari. "Pakai foto rotgen soalnya gedhe dan bisa dibawa. Saya lihat di internet dan di TV ini bisa dipakai. Ini dipakai di Jepang gitu. Aku gak tahu tuh, soalnya kemarin di tivi ada," ujar Tya di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Rabu (9/3/2016).
Sedangkan Muhammad Izy Alfarazi juga menggunakan roll film saat melihat gerhana matahari. Ia tahu jika menggunakan roll film bisa berbahaya bagi mata.
"Ya tapi hanya sekedar melihat gak papa. Tahu itu kerusakan mata secara permanen," ujar Izy.
Baca Juga
Advertisement
Panitia pelaksana gerhana matahari di Alun-alun Utara, Adin Faradilla mengatakan, ia menemukan banyak warga yang menggunakan alat yang tidak sesuai rekomendasi. Seperti roll film dan foto rontgen. Ini dinilai masih berbahaya karena cahaya masih bisa masuk ke dalam mata.
"Soalnya tadi menemukan masyarakat menggunakan klise ini, berbahaya cahaya masih bisa masuk. Kalau ada masyarakat yang diperbolehkan nanti malah bisa meniru," ujar Adin.
Adin menyayangkan masih banyak warga yang menggunakan alat yang tidak direkomendasikan. Padahal sebelumnya ia sudah memberikan informasi jika alat-alat tersebut tidak direkomendasikan seperti kacamata hitam.
"Masih banyak di lokasi, ini sangat disayangkan. Ini berbahaya menggunakan pantulan air juga berbahaya, masih ada. Ada yang jual kacamata juga, takutnya berbahaya juga karena tingkat kegelapannya masih di bawah standar," ucap Adin.
Di Indonesia, ada 12 provinsi yang dapat terlihat jelas fenomena gerhana matahari total pagi ini, yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.