Liputan6.com, Maba - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menggumpulkan banyak data saat gerhana matahari total. Menurut peneliti Lapan, Rhorom Priyatikanto, dua struktur matahari yang selama ini tak kasat mata terlihat saat gerhana matahari total. Menurut dia, kedua struktur itu terlihat karena cahaya matahari terhalangi oleh bulan.
"Biasanya kedua struktur itu kalah terang dengan fotosfer matahari," ujar Rhorom di Pendopo Kota Maba, Maluku Utara, Rabu (9/3/2016).
Menurut Rhorom, prominensa (lidah api) terlihat di pinggiran utara dan barat matahari. Dengan mata telanjang, kedua struktur itu tampak berwarna merah terang.
Baca Juga
Advertisement
Lidah api merupakan gas panas yang melayang di atas permukaan matahari. Lidah api ini merupakan ion-ion yang terkurung medan magnetik yang keluar dari permukaan matahari.
Adapun korona, dia melanjutkan, tampak sebagai cahaya putih yang mengelilingi matahari. Cahaya korona itu berasal dari plasma bertemperatur tinggi.
Korona merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi matahari. Lapisan ini tersusun atas ion-ion yang terperangkap oleh medan magnetik matahari.
Gabungan ion dan medan magnetik ini lazim disebut sebagai plasma. Plasma sendiri merupakan fasa benda keempat setelah padat, cair, dan gas. Suhu korona diketahui mencapai 1 juta Kelvin.
Korona hanya bisa dilihat saat gerhana matahari total. Penampakannya seperti pendaran cahaya yang keluar dari piringan gelap matahari. Keindahan itu membuat lapisan ini diberi nama korona atau mahkota matahari.