Orang dengan Kondisi Ini Aman Lihat Langsung Gerhana Matahari

Bagi orang yang memiliki mata normal, akan berisiko bila melihat gerhana matahari dengan mata telanjang.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Mar 2016, 12:00 WIB
Misalnya saja fenomena langka Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi 32 tahun sekali.

Liputan6.com, Jakarta Bagi orang yang memiliki mata normal, akan berisiko bila melihat gerhana matahari total dengan mata telanjang. Namun bagi orang katarak, hal ini jauh lebih aman.

Begitu disampaikan dr Soefiandi Soedarman, SpM‎ dari Jakarta Eye Center, Kedoya, Jakarta pada Health-Liputan6.com, ditulis Rabu (9/3/2016).

"Pada orang katarak, karena lensanya keruh, jadi cahaya matahari (ketika gerhana parsial) yang masuk ke mata cenderung‎ kurang. Dalam kasus ini mereka memang lebih aman melihat gerhana dengan mata telanjang dibanding mata anak muda yang sehat," katanya.

Soefiandi menerangkan,yang membahayakan mata saat melihat gerhana yakni ketika‎ cahaya sinar UV masuk ke saraf mata atau retina. Karena saat gerhana, langit cenderung gelap dan mata berada dalam posisi terbuka lebar, iris terbuka dan cahaya yang masuk ke retina lebih banyak. Hal ini akan berisiko gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Tapi jangan khawatir, untuk mencegahnya, kata dia, kita bisa mengg‎unakan kacamata anti-UV yang memiliki panjang gelombang 100-400 nanometer.

Meski pasien katarak jauh lebih aman melihat gerhana matahari, namun jarang di antara mereka yang mau melihat fenomena alam langka ini.

"Orang katarak boro-boro mau lihat gerhana. Melihat saja sudah gelap. Yang mau lihat gerhana ini kan mata sehat semua. Makanya mereka penasaran," ujarnya.

Bagaimana pengalaman Anda menyaksikan gerhana matahari total 2016 tadi pagi?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya