Liputan6.com, Pinrang - Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang jarang terjadi. Namun, tidak semua warga bisa menyaksikan secara maksimal karena tidak memiliki peralatan memadai. Menyikapi kondisi ini mereka memanfaatkan alat bantu sederhana, meski tidak bisa maksimal menyaksikan peristiwa alam yang jarang terjadi ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (9/3/2016), tidak semua warga bisa menyaksikan dan menikmati momen saat gerhana matahari total melewati daerah mereka. Sebab, fenomena alam yang jarang terjadi ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Harus menggunakan kacamata gerhana atau teropong khusus. Namun tidak mudah mendapatkannya, termasuk warga Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Namun, mereka tak kehilangan akal. Beberapa lembar kaca jendela berwarna hitam disusun tebal dimanfaatkan untuk mengurangi cahaya matahari yang memancar saat gerhana berlangsung. Ada pula yang memanfaatkan kacamata las. Meski bergantian, warga cukup puas menikmati fenomena alam yang jarang terjadi.
Kacamata atau teropong tak cukup, dengan karton bekas juga bisa. Cara inilah yang digunakan sejumlah pelajar di Ambon, Maluku, saat menyaksikan gerhana matahari Rabu pagi. Karton yang dilubangi dan dilapisi aluminium foil sudah cukup bagi anak-anak ini untuk menikmati fenomena alam yang langka terjadi.
Di Jambi, puluhan warga yang sejak pagi berkumpul di kawasan Candi Muaro Jambi berharap dapat menyaksikan gerhana matahari. Hanya saja, kacamata yang tersedia sangat terbatas. Akhirnya kaca film rontgen pun menjadi alternatif agar mereka tetap bisa menikmati fenomena alam ini.