Liputan6.com, Jakarta - Saat Halilintar baru menelurkan teaser promonya di layar SCTV awal Februari silam, banyak yang menebak-nebak Eza Gionino akan kembali sebagai pemeran utama di sinetron balapan tersebut. Namun, penonton harus kecele. Ternyata bukan Eza yang menjadi sentral cerita, tapi Fero Walandouw.
Banyak yang berkomentar, beruntung sekali pesinetron yang kerap kebagian peran antagonis abu-abu di beberapa judul ini ketiban rezeki. Tak heran ketika Halilintar akhirnya tayang, banyak yang langsung membanding-bandingkan akting keduanya disana. Dan opini penonton tetap sama: harusnya Eza yang jadi pemeran utama. Bukan karena akting Fero buruk. Tidak sama sekali.
Sebabnya, Fero Walandouw dinilai tak cakap mendapat karakter anak baik-baik dengan wajahnya yang sudah dicap sangar itu. Sementara peran Roy dikisahkan anak yang berbakti pada ibunya, sayang adiknya, sholeh, pekerja keras, miskin tapi berbakat. Sebenarnya, ini tantangan besar buat mantan pacar Agatha Pricilla tersebut. Tapi sekeras apapun usaha Fero, sayangnya tak menarik simpati.
Baca Juga
Advertisement
Ketimbang melirik Fero, penonton justru lebih terpikat pada aksi Eza sebagai Dion, si culas yang akan melakukan apapun untuk memuluskan ambisinya. Sebengis apapun wajah Eza, penonton tetap suka. Ditambah dengan chemistry-nya dengan Cassandra Lee, pemeran Alexis, yang lebih nge-klik makin membuat penonton terpesona.
Hingga kemudian, terjadi adegan balapan antara Roy versus Dion. Disebuah tikungan dengan posisi memimpin, mobil Roy harus terjun bebas ke jurang karena menghindari pengendara motor yang berhenti di pinggir jalan. Mobil Roy meledak seketika. Dion yang berada dibelakang tak bisa berbuat apa-apa.
Semua orang lalu datang dan langsung menghakimi Dion yang telah menyebabkan kecelakaan tersebut. Tak ada yang mempercayainya. Dion sampai di titik nadir. Ia lalu juga memilih minggat dari rumah mewah ayahnya dan memilih bekerja di bengkel Bila (Ina Marika).
Sejak itu, Halilintar fokus pada cerita pencarian jati diri Dion yang berubah. Tak ada lagi wajah Fero selama seminggu ini. Walau nama Fero masih tercantum di urutan pertama credit title. Tak ada pula yang tahu, nasib tokoh Roy. Bahkan mungkin penonton sudah lupa ada karakter Roy di Halilintar.
Entah apa pertimbangan ScreenPlay Productions selaku rumah produksi sinetron yang tayang sejak 15 Februari 2016 lalu ini tak menempatkan Eza sebagai pemeran utama. Mungkin karena ia baru saja keluar dari panti rehabilitasi ketergantungan obat, Desember 2015 silam. Entahlah.
Sejak awal, rasanya memang Eza Gionino yang lebih layak mengemban peran utama. Lihat saja sekarang. Cerita Halilintar jadi makin menggigit setelah karakter Eza dibuat berubah total. Setelah karakter Fero dibuat tewas, sudah selayaknya pula nama Eza diletakan diposisi teratas para pemain.
Namun, apakah ini untuk sementara saja? Lalu, benarkah Fero memang tak akan kembali bermain di Halilintar lagi? Untuk mendapatkan jawabannya, saksikan terus kelanjutan cerita Halilintar yang tayang di SCTV setiap hari mulai pukul 18.30 WIB.
(Php/Des)