Butiran Bedak Tabur Bahayakan Kesehatan Bayi dan Wanita

Partikel kecil pada bedak tabur mampu membahayakan kesehatan paru-paru bayi hingga kanker ovarium pada wanita yang menggunakan bedak.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 10 Mar 2016, 15:30 WIB
Partikel kecil pada bedak tabur mampu membahayakan kesehatan paru-paru bayi hingga kanker ovarium pada wanita yang menggunakan bedak.

Liputan6.com, Jakarta The American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar para ibu tak menggunakan bedak bayi berbentuk bubuk karena partikel kecil bedak akan mudah terhirup oleh anak melalui udara yang dipakai bernapas. 

Bedak yang terhirup dapat membahayakan pernapasan karena serbuk bedak bisa mengeringkan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke hidung, seperti dilansir dari laman drweil.com, Kamis (10/3/2016).

Sejumlah penelitian menyatakan bedak menyebabkan sesak napas dan mengi (penyempitan otot saluran napas) pada bayi, hingga obstruksi saluran udara (sejenis penyakit paru). Pada beberapa kasus bayi yang menghirup partikel serbuk bedak berisiko mengidap pneumonia hingga mengakibatkan kematian.

American Cancer Society memaparkan hubungan antara bedak dan kanker. Menurut studi mereka, paparan partikel mineral dari bedak memiliki efek jangka panjang untuk kesehatan yang berisiko tinggi terhadap kanker paru-paru. Bahkan beberapa studi menyarankan kepada wanita untuk tidak menggunakan bedak pada daerah genital akibat dapat menuai peningkatan risiko kanker ovarium.

International Agency for Research on Cancer mengklasifikasi penggunaan bedak tabur pada area genital, mereka menemukan risiko kanker ovarium yang disebabkan oleh bedak tergolong kecil kemungkinannya. Namun ada baiknya untuk menghindarinya dengan membatasi penggunaan bedak.

Untuk tetap dapat menggunakan bedak dengan aman, pastikan tidak menaburkan langsung pada tubuh bayi juga sebisa mungkin untuk tidak berada di dekat kepala anak saat menaburkannya. Pergunakanlah bedak di area yang jauh dari wajah anak, seperti di area bokong dan kaki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya