Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin membuka Pameran International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA 2016). Pameran ini berlangsung pada 10-13 Maret 2016 di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Dalam sambutannya, Saleh Husin mengatakan, dalam pengembangan industri nasional, industri furnitur dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global sebagai penghasil devisa negara.
"Daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh SDM yang cukup kompeten," ujarnya diJakarta, Kamis (10/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, lanjut Saleh, industri ini terbukti mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan. Industri ini juga didukung oleh sumber bahan baku yang melimpah di Indonesia, seperti kayu, rotan maupun bambu.
"Saat ini industri furnitur berbahan baku kayu dan rotan nasional menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebanyak 2,5 juta orang," kata dia.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Taufik Gani mengatakan, ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk-produk tersebut pada 2015 sebesar US$ 2,6 miliar. Angka ini terdiri dari ekspor furnitur sebesar US$ 1,8 miliar dan keraninan sebesar US$ 800 juta.
"Jadi industri ini masih jadi bisa andalan ekspor kita dan berpotensi untuk terus berkembang. Kita targetkan ekspor furnitur dan kerajinan bisa berkontribusi sebesar US$ 5 miliar," tandasnya. (Dny/Gdn)