Liputan6.com, Jakarta Penelitian ilmiah yang melibatkan lebih dari 10 ribu orang dalam 40 tahun membuktikan, mengonsumsi coklat paling tidak sekali dalam satu minggu bisa meningkatkan fungsi otak. Hal ini mampu membantu Anda mengerjakan berbagai pekerjaan multi fungsi, memahami sesuatu yang abstrak, dan meningkatkan daya ingat.
Peneliti dari Post Doctoral di University of South Australia Georgina Richton menpublikasikan hal ini setelah melakukan penelitian dari data yang disediakan oleh Merrill Elias. Penelitian awal ditujukan untuk mereka yang mengalami tekanan darah tinggi. Pada perkembangannya penelitian ini menggunakan lebih banyak variabel dan tentu saja memberikan lebih banyak variasi informasi.
Baca Juga
Advertisement
"Mengonsumsi coklat membantumu menjalani hari-hari dengan lebih baik, seperti mengingat nomor telepon, mengingat daftar belanjaan, melakukan dua hal dalam satu waktu sekaligus seperti berbicara dan mengendarai mobil dalam waktu yang bersamaan," ujar Crichton dikutip dari Inc, Kamis (10/3/2016).
Meski demikian, penelitian tidak bisa mengklaim coklat adalah penyebab langsung dari semua ini. Merrial Elias mengatakan, sangat tidak mungkin untuk membicarakan soal tersebut, sebab sulit dibuktikan dengan penelitian yang sudah mereka buat.
"Tapi kita bisa membicarakan soal arah. Penelitian kami menunjukkan kalau arah kemampuan kognitif disebabkan oleh konsumsi coklat. Tapi konsumsi coklat memengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Dengan kata lain, coklat bisa membuatmu lebih pandai," ungkap Elias.
Penelitian menunjukkan, efek dari komponen yang ada di dalam coklat yaitu flavanol, mampu meningkatkan aliran darah menuju otak dan meningkatkan kinerjanya.
Melihat manfaatnya, wajar saja kalau coklat menjadi salah satu jenis makanan yang paling disukai dan diinginkan oleh banyak orang di dunia. Pilih coklat jenis dark chocolate, karena cklat jenis ini paling natural dan aman dikonsumsi secara rutin.
"Orang yang makan coklat, setidaknya satu kali dalam seminggu, cenderung menunjukkan perbaikan dalam kemampuan kognitif secara signifikan," ujar Elias. (Vera Ismainy)