Alasan Ahok Mantap Pilih Jalur Independen di Pilkada DKI

Biaya wah itulah yang tidak bisa dipenuhi Ahok.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 10 Mar 2016, 14:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan pidato, Jakarta, (5/3). Kegiatan bertujuan menginspirasi semua pihak ikut serta dalam proyek rusunawa. dan RPTRA sebagai sarana dalam membangun komunitas harapan bangsa. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mantap memilih jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia tidak ingin mengecewakan pendukungnya yang sudah mengumpulkan dukungan melalui TemanAhok.

Meksi begitu, dia tetap membuka peluang bagi partai yang ingin mendukung dirinya maju sebagai calon independen. Dengan satu syarat, tidak ada mahar politik.

"Saya mah patokannya tidak mau mengecewakan masyarakat yang mendukung saya," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Tidak bisa dipungkiri, partai pasti memiliki jaringan hingga ke bawah. Mesin partai ini harus digerakkan sehingga dukungan untuk calon yang diusung bisa menang dalam pilkada. Hanya saja biaya untuk menggerakkan mesin partai ini tidaklah sedikit.


"Saya buka aja. Partai kan selalu berpikir harus menggerakkan mesin partai. Parpol enggak minta mahar loh, tapi cuma minta anak cabang rantingnya bergerak. Kalau 1 bulan Rp 10 juta, 267 kelurahan belum lagi kotanya kecamatan itu bisa Rp 2,67 miliar sebulan. Belum kecamatan. Kalau 10 bulan berarti Rp 26 miliar, belum lagi saksi, ini baru 1 partai lho," tutur Ahok.

Biaya wah itulah yang tidak bisa dipenuhi Ahok. Karena itu, dia ingin partai yang nantinya mendukung bisa menerima syarat ini.

"Harta saya dikumpulin, jual semua ya kayaknya pas-pasan kalau segitu. Enggak deh. Lebih baik saya enggak mau partai, ya begitu," pungkas Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya