Liputan6.com, Jakarta - Pada lima tahun silam, 11 Maret 2011, gempa dahsyat berkekuatan 9 skala richter melanda wilayah Tohoku Jepang. Tak hanya itu, tsunami dengan ketinggian 10 meter juga menerjang daerah tersebut.
Hampir 19.000 warga dilaporkan tewas dan juga hilang, serta 160.000 orang harus kehilangan rumah dan mata pencaharian.
Belum lagi kerugian serta beberapa masalah yang tak kunjung terselesaikan akibat bencana tersebut, seperti radiasi dari bocornya pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima.
Baca Juga
Advertisement
Pada peringatan atas tragedi tersebut, dalam keterangan media yang dikeluarkan oleh Kedutaan Jepang, Tanizaki Yasuaki menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas simpati dan dukungan hangatnya.
"Sesaat setelah terjadinya bencana tersebut, pemerintah Indonesia langsung menyatakan simpati serta dukungannya yang segera disusul dengan pengiriman tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB) serta berbagai bantuan berupa barang siap pakai maupun dana," ujarnya.
"Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah mengalirnya dukungan dan simpati yang luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia baik moril maupun materil yang tidak ternilai harganya," tambahnya.
Mewakili pemerintah dan masyarakat Jepang, Tanazaki Yasuaki mengatakan, ia tak akan melupakan dukungan tulus dari pemerintah dan masyarakat Indonesia.
"Hal tersebut sungguh berperan besar dalam memberi semangat bagi warga di wilayah Tohoku untuk bangkit dan segera melangkah maju menjalankan upaya rekonstruksi."
Bersama dengan Indonesia, ia juga ingin membuat masyarakat dunia dapat belajar dari pengalaman dua negara, Indonesia dan Jepang, untuk menyadari tentang pentingnya penanggulangan bencana.
"Dengan bekerjasama dengan Indonesia yang pernah mengalami bencana gempa dan tsunami yang melanda Perairan Sumatera, Jepang akan berbagi pengalaman di bidang penanggulangan dan penanganan bencana kepada masyarakat internasional," tutupnya.