Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, IBM diketahui telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah pegawai. Keputusan itu disebut merupakan upaya penyimbangan tenaga kerja perusahaan. Hanya saja, IBM tidak merinci secara pasti jumlah pegawai yang terdampak keputusan tersebut.
Firma analis finansial Bernstein memerkirakan jumlah pegawai yang dipecat sebanyak 14 ribu orang. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan laporan terbaru IBM, termasuk penjualan aset yang dicocokkan dengan pemotongan tenaga kerja.
Berdasarkan laporan terbaru, pada 2015 IBM mempekerjakan 70 ribu pegawai, dan saat ini hanya ada sekitar 25 ribu lowongan yang ditawarkan perusahan tersebut, termasuk di Amerika Serikat. Dari data itu, seorang analis dari Bernstein Toni Sacconaghi menghitung perkiraan jumlah pegawai yang dipecat IBM di kuartal pertama.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip informasi dari laman Information Week, Sabtu (12/3/2016), Sacconaghi memerkirakan keuntungan yang didapat IBM digunakan untuk mengimbangi biaya yang terkait dengan pemecatan pegawai. Sebagai langkah awal, Sacconaghi memulai dari pesangon untuk seorang pegawai IBM adalah US$ 70 ribu.
Kemudian, jumlah itu dievaluasi dengan jumlah pendapatan IBM yang sebelumnya telah dilaporkan Otoritas Pajak Jepang, yakni sebesar US$ 1 miliar. Nilai tersebut dibagi dengan 70 ribu--pesangon IBM untuk memecat seorang pegawai--dan menghasilkan 14 ribu karyawan.
Namun, Sacconaghi menuturkan jumlah aktual dari pemecatan pegawai diperkirakan dapat lebih tinggi dari 14 ribu. Hal ini didasarkan pada penuturan beberapa pegawai mengenai pesangon yang diberikan IBM kali ini.
Berdasarkan laporan yang beragam ternyata diketahui IBM memberi pesangon yang lebih rendah untuk beberapa orang, dengan kisaran yang berbeda pula. Oleh karena itu, Sacconaghi memerkirakan jumlah pegawai yang dipecat kali ini lebih banyak dari 14 ribu.
Sebelumnya, di tahun 1993, perusahaan tersebut juga pernah melakukan pemutusan hubungan kerja pada 60 ribu karyawan. Langkah IBM itu juga dikenal sebagai salah satu aksi PHK terbesar sepanjang sejarah.
(Dam/Cas)