Warga Suku Ini Masih Menggali Mata Air Ketika Sungai Kering

Warga tidak mengkonsumsi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Ada kearifan lokal di bali sikap itu.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 11 Mar 2016, 18:03 WIB
Mereka bukan tidak mau menikmati air bersih Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Tapi justru lebih menghargai tradisi.

Liputan6.com, Mandar - Tradisi menggali sumber mata air dari Sungai Mandar ketika surut, lalu dibawa pulang ke rumah untuk diminum, masih dijalankan warga Kande Api, Kecamatan Tinambung, Sulawesi Barat.

Mereka bukan tidak mau menikmati air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Polewali Mandar (Polman). Melainkan tradisi warga Tinambung ini adalah bentuk upaya pelestarian leluhur etnis suku Mandar yang tidak merusak ekosistem air yang ada di Sungai Mandar.

Nasir, tokoh masyarakat lingkungan Kandeapi, Tinambung mengatakan, kebiasaan warga menggali mata air di Sungai Mandar sudah turun menurun dilakukan. Tradisi ini masih berlangsung hingga saat kini.

"Sungai Mandar ini banyak menyimpan kisah mulai dari zaman kerajaan Mandar dan penjajah kolonial Belanda. Namun masih bertahan hingga kini walaupun arirnya coklat dan untuk di minum langsung," kata Nasir kepada Liputan6.com Jumat (11/3/2016) di Tinambung.

Warga Kande Apia Tinambung umumnya menggunakan jeriken dan berjalan di dalam air sungai sambil menarik jerigen-jerigen dengan tali. Termasuk menggunakan sampan atau perahu.

Sementara pembina olahraga sepak bola di Tinambung, Asnawi Kamarudin mengatakan bantaran Sungai Mandar ketika air surut biasa dimanfaatkan warga dengan bermain bola dari kalangan berbagai usia.

"Jadi fungsi sungai tidak hanya sebagai pusat peradaban, tapi digunakan juga untuk olahraga seperti main bola," ujar Asawi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya