Prostitusi 'Kotak Sabun' Masih Menggeliat di Pesing Jakarta Barat

Berdasarkan keterangan, aksi prostitusi ini mendapat 'pengawalan' atau perlindungan dari warga sekitar.

oleh Moch Harun SyahFX. Richo Pramono diperbarui 12 Mar 2016, 11:38 WIB
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan prostitusi di bilangan Pesing, Jakarta Barat, masih menggeliat. Sepanjang Jalan Pangeran Tubagus Angke masih ramai oleh tenda-tenda kumuh yang kerap dijadikan 'kamar darurat' untuk praktik prostitusi.

Pantauan Liputan6.com pada Sabtu (12/3/2016) dini hari tadi, sejak pukul 02.00 hingga 03.30 WIB, tenda kumuh berukuran 2 x 1 meter yang hanya ditopang oleh beberapa bilah bambu dan ditutupi plastik terpal tersebut berdiri bebas di pinggiran Kali Angke.

Lokasi itu disebut lokalisasi 'Kotak Sabun'. Nama itu diambil lantaran pekerja seks komersial (PSK) dan waria di sana memanfaatkan areal kecil seperti kotak sabun untuk menuntaskan hasrat para pelanggan.

Beberapa perempuan dan waria penjaja jasa seks komersial berjejer di sepanjang jalan tersebut. Mereka melambaikan tangan ke arah pengemudi dengan harapan ada yang berhenti dan memakai jasa mereka.

Para pengendara yang sudah bertahun-tahun melintasi jalan tersebut pun membenarkan hal itu.

"Ya ini mah biasa mas. Kenapa biasa? Ya soalnya yang sering pada lewat juga tahu kalau tenda-tenda ini memang buat esek-esek," ujar salah satu pengendara yang juga warga Tambora, Sukirman (51), kepada Liputan6.com, Sabtu (12/3/2016).

Suasana tak nyaman begitu tampak di kawasan tersebut. Kondisi jalan dan bantaran kali yang minim penerangan, seolah menjadi alasan untuk para PSK melancarkan usaha esek-esek mereka.

Berdasarkan keterangan salah satu rekan media yang pernah menjalankan tugas peliputan di kawasan tersebut, aksi prostitusi ini mendapat 'pengawalan' atau perlindungan dari warga sekitar. Bahkan warga tidak segan-segan menyerang petugas ketika sedang melancarkan operasi penertiban.

"Saya pernah liputan dengan Dinsos DKI bang, sewaktu petugas sedang melakukan penertiban, warga keluar dari dalam gang-gang, dan menimpuki batu ke arah mobil petugas," terang seorang rekan wartawan.

Wartawan Dikeroyok

Sebelumnya, wartawan Liputan6.com Muslim Abdul Rahmad menjadi korban perampokan dan pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh segerombolan orang di kawasan Tanjung Duren. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.40 WIB. Saat itu Muslim dalam perjalanan pulang usai meliput di kawasan Jakarta Barat.

Muslim menepi untuk buang air kecil di sekitar taman Tubagus Angke. Usai buang air kecil, dia dihampiri seorang pria dan 2 waria bernama Korina dan Lena. Di lokasi tersebut tas Muslim ditarik oleh seorang waria. Muslim pun kaget ketika mengetahui dompet dan telepon selulernya sudah berpindah tangan.

Diakui Muslim, sebelum uang dan handphone-nya berpindah tangan, dirinya terlibat aksi tarik-menarik tas yang diselempangkan pada bahunya dengan ketiga orang yang menghampirinya.

"Saya tarik-tarikan dulu. Saya sempat coba melawan. Seingat saya pelaku ada 5 orang yang keroyok saya," ujar Muslim.

Akibat pengeroyokan tersebut, Muslim mendapat tindak kekerasan dengan dipukul kayu yang ujungnya berpaku. Lengan kiri Muslim mengalami luka, dan bagian tubuh lainnya mengalami memar.

Muslim telah menjalani proses pemeriksaan di Polsek Tanjung Barat. Tiga waria sebagai saksi pun telah diamankan. Sedangkan 3 pelaku pengeroyokan lainnya masih dalam pengejaran polisi hingga ke kawasan Sumur Batu, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya