Liputan6.com, Maros - Makassar, kota yang terkenal dengan julukan Kota Daeng ini hanya ditempuh dalam waktu 2,5 jam saja dari Jakarta. Tidak jauh dari kota itu terdapat wisata alam pegunungan batu kapur, tepatnya di Kabupaten Maros. Yang menarik, tempat wisata itu menjadi pegunungan batu kapur terbesar kedua di dunia setelah China.
Seperti ditayangkan Destinasi dalam Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (12/3/2016), menuju Maros dibutuhkan waktu selama 1,5 jam melalui jalur darat. Setelah perjalanan panjang, sampailah kami di wisata alam Rammang-Rammang yang terkenal dengan pemandangan pegunungan batu kapurnya yang maha dahsyat.
Berhubung cuaca cukup terik, para pengunjung dapat menyewa topi di sini. Biaya sewanya antara Rp 3 ribu-5 ribu.
Sip, saatnya kita meluncur ke lokasi. Dengan perahu kayu yang panjangnya kira-kira 10 meter kita akan menyeberangi Sungai Pute. Sewa perahu dikenakan tarif Rp 200 ribu untuk 4 orang dan Rp 300 ribu untuk kapasitas 8-10 orang.
Perahu pun mulai membawa kami menyusuri Sungai Pute dengan pemandangan alam Maros yang sangat indah. Belum lagi, disambut dengan batu cadas berukuran besar di sepanjang sungai.
Baca Juga
Advertisement
Sungai yang dilalui pun kian berkelok-kelok. Aliran sungai yang semakin sempit dan bercabang itu membentuk labirin di antara hamparan hutan bakau.
Dalam perjalanan, kita juga akan disuguhkan beberapa terowongan alami yang sangat eksotis, dari batu kapur dengan lebar terowongan tak sampai 2 meter.
Setelah menyusuri sungai sepanjang 3 kilometer selama 30 menit perjalanan, kami lagi-lagi disambut dengan celah dinding bukit batu. Itu sekaligus menandakan kita telah sampai di Kampung Berua, tempat terindah untuk menikmati pengunungan batu kapur.
Wow... kami berdecak kagum menikmati indahnya kawasan bukit kapur dengan luas area 43 kilometer itu. Sungguh maha karya sang pencipta yang luar biasa.
Namun, petualangan masih berlanjut, kami menyusuri goa yang ada di kawasan wisata Rammang-Rammang. Konon, goa-goa di sekitar Rammang-Rammang itu dulunya pernah dihuni oleh manusia purba. Di antaranya ada Goa Kingkong.
Setelah kurang lebih berjalan sejauh 2 kilometer, sampailah di lokasi Goa Kingkong. Keberadaan batu-batu kapur yang besar di sana disebut mirip dengan kingkong.
Menurut pemandu kami, masih sangat jarang turis yang berkunjung ke goa itu. Sebab, lokasinya terpencil dan jauh dari permukiman warga. Lumayan melelahkan tapi menyenangkan.
Mampir ke pantai yang berada di jalan penghibur itu, kita bisa menikmati wisata kulinernya yakni pisang epe. Sambil menunggu matahari terbenam di Pantai Losari.