Pertamina Bangun Pipa BBM Sepanjang 956 km di Jawa

Pada tahap awal, Pertamina akan membangun pipa BBM sepanjang 401 km.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Mar 2016, 20:30 WIB
Mobil Tangki Pertamina (Foto: Pebrianto Eko Wicaksono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melakukan finalisasi Front End Engineering Design (FEED) proyek pembangunan pipa bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa. Pembangunan ini akan berlangsung pada periode 2016-2019 dengan panjang mencapai 956 kilometer (km).

Vice President Technical Services Direktorat Pemasaran Pertamina Sofyan Yusuf mengatakan, pada tahap awal, pihaknya akan membangun pipa sepanjang 401 km. Dengan rute Lomanis-Rewulu sepanjang 180 km, Lomanis-Tasikmalaya 128 km, dan Cikampek-Plumpang II sepanjang 93 km.

"Saat ini FEED dalam proses penyelesaian. Diharapkan akhir tahun ini konstruksi sudah bisa dimulai," ujar dia di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).

Sofyan menjelaskan, nilai investasi dari pembangunan pipa BBM pada tiga jalur tersebut masih dalam perhitungan. Lahan untuk jalur pipa menurut rencana menggunakan lahan eksisting Cirebon-Bandung dan Cilacap-Yogyakarta.

Selain itu juga akan memanfaatkan lahan di sisi jalur kereta api. Pipa yang dibangun nantinya mengalirkan BBM jenis Premium, Diesel, Pertalite, dan Pertamax.

"Jalur pipa nantinya multipurpose. Kami juga akan memprioritaskan local content sepanjang material tersedia di dalam negeri dan harganya cukup kompetitif," lanjutnya.

Pertamina berencana menambah jaringan pipa untuk menyalurkan BBM saat ini yang panjangnya mencapai 1.283 km. Total kebutuhan pengembangan pipa di seluruh Jawa mencapai 2.239 km.

Selain untuk mendukung pipa yang sudah ada, penambahan jaringan pipa ini untuk mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah. Risiko menggunakan truk untuk mendistribusikan BBM lebih besar karena masalah kemacetan di jalan raya dan potensi bahaya kebakaran.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan penambahan jaringan pipa itu merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pertamina untuk meningkatkan cadangan BBM nasional.

Apalagi, hingga saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga energi nasional. Hanya ada cadangan operasional Pertamina selama 22 hari untuk BBM dan 12 hari untuk LPG. "Tanpa cadangan penyangga, ketahanan energi Indonesia bisa terancam," tandasnya.(Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya