Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) membentuk Tim Penyerapan Gabah yang beranggotakan kementerian, Perum Bulog, TNI, BRI dan Pemerintah Daerah (Pemda). Tim Penyerapan Gabah bertugas untuk penyerapan gabah di seluruh daerah agar harga gabah kering tidak berada di bawah pasar.
Kepala Biro Humas da Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan, pencanangan program penyerapan gabah nasional perdana telah dilakukan di Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Sukabumi pada tanggal 12 Maret 2016.
Pencanangan dilakukan di Sukabumi karena daerah tersebut merupakan satu dari sentra padi yang masih didapati harga kotor gabah kering panen di bawah Rp. 3.700 per kilogram (HPP).
Agung melanjutkan, perkiraan panen raya di KabupatenSukabumi dengan areal tanam 90.000 hektare dari luas baku lahan 64.000 hektare akan dilaksanakan pada akhir Maret hingga awal April 2016. Provinsi yang merupakan salah satu sentra padi nasional ini, mempunyai angka produktifitas 6,6 ton per hektare.
Baca Juga
Advertisement
“Namun sangat disayangkan, masih terdapat tekanan terhadap petani dengan rendahnya harga yang diterima khususnya pada saat panen akibat panjangnya rantai pasok dan praktek kartel,” kata Agung seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (13/3/2016).
Agung menjelaskan pencanangan penyerapan di sukabumi ini sebagai pertanda dimulainya penyerapan hasil panen petani oleh pemerintah sebagai realisasi dari instruksi Presiden RI. Presiden joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Kementerian Pertanian untuk menyerap seluruh gabah hasil petani yang bertujuan untuk mensejahterakan petani.
“Dalam minggu ini, pencanangan serupa akan dilaksanakan di berbagai propinsi Jatim, Jateng, Sulsel, Gorontalo dan Sumsel,” jelas Agung.
Lebih lanjut, Agung menuturkan kondisi harga gabah rendah di berbagai daerah yang sangat merugikan petani di awal musim panen ini segera diantisipasi Kementan dengan menerjunkan 1.600 orang Tenaga Harian Lepas (THL) penyuluh di Propinsi Jawa Barat, petani atau gapoktan untuk membantu menyerap gabah petani. Bekerjasama dengan Bulog, program ini diharapkan dapat menjamin petani menerima harga yang pantas.
“Tidak hanya THL, untuk memastikan seluruh gabah hasil terserap, Kementerian Pertanian juga menggandeng TNI Angkatan Darat sebagai pendamping agar tata niaga gabah petani dapat diserap oleh Bulog sehingga kejahatan harga ditingkat petani dapat dihindari,” lanjut Agung.
Menyerap gabah langsung kepada petani adalah memotong mata rantai dagang beras sehingga harga pangan pokok ini di masyarakat stabil. “Adanya jaminan harga beli di petani mendorong kegairahan menanam dan bertani yang pada akhirnya akan menjamin ketersediaan dan kedaulatan pangan nasional,” pungkas Agung. (Gdn/Nrm)