Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, seluruh mata dunia tertuju di sini. Turis, jurnalis, peneliti, dan juga warga punya satu harap, momen terbaik hadir di sini.
Mereka bersiap menyambut keduanya, yakni Gerhana Matahari Total (GMT) dan juga para tamunya. Kesempatan langka dan hampir tak mungkin menjumpainya kembali. Karena gerhana matahari ini hanya akan hadir 350 tahun sekali di tempat yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Masyarakat berkumpul ke Benteng Telikko, Ternate, Maluku Utara. Seperti hendak bertemu sang terkasih, semua dipersiapkan sebaik mungkin.
Alat alat khusus disiapkan agar tajamnya cahaya matahari tak merusak sensor digital. Hari itu sebagian besar Pasifik, Asia Tenggara, juga Australia menjadi tuan rumah gerhana matahari total. Di Indonesia, gerhana matahari total datang di wilayah daratan.
Karena itulah para tamu rela menjemput gerhana melampaui benua. Saat hari yang dinanti tiba. Matahari, bulan, dan bumi berada tepat segaris, menjadi gerhana matahari total. Lelah pun terbayar sudah. Gerhana memperlihatkan paras cantiknya.
Di Palembang, Sumatera Selatan, umbra, bayangan inti di bagian tengah saat gelap gerhana matahari mampir di atas Sungai Musi. Kedatangannya yang sempat ditakuti mulai dinanti.
Gerhana matahari total ini juga digadang jadi momentum kebangkitan pariwisata Indonesia.
Sementara di Tidore, Maluku Utara, ada bara masuwen yakni nama bambu gila. Pertunjukkan rakyat khas Maluku Utara ini salah satu pemikat hati para wisatawan untuk datang kembali.
Terima kasih gerhana matahari total. Sampai jumpa di tahun 2023.
Saksikan tayangan Potret Menembus Batas SCTV selengkapnya pada tautan video di bawah ini.