Liputan6.com, Jakarta - NASA akhirnya secara resmi mengumumkan misi penerbangan terbaru ke Mars yang dijadwalkan meluncur pada Mei 2018. Peluncuran misi bernama InSight ini rencananya digunakan untuk mempelajari struktur interior dan geofisika planet merah tersebut.
NASA tidak sendirian dalam melakukan misi InSight yang merupakan kependekan dari Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport ini. Badan antariksa AS itu telah menjalin kerja sama dengan badan antariksa Perancis, CNES.
CNES sendiri bertanggung jawab untuk mengurus masalah uji coba dan pengintegrasian pesawat pendaratan. Selain itu, CNES juga mengembangkan instrumen untuk mengukur gempa yang terjadi Mars, termasuk gerakan tanah yang sangat kecil.
Mengutip informasi dari laman Tech Times, Senin (14/3/2016), dalam misi tersebut, InSight diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan proses pembentukan planet berbatu di tata surya, termasuk Bumi.
Baca Juga
Advertisement
Nantinya, pesawat pendarat dapat mengebor permukaan Mars untuk mendeteksi kepingan informasi mengenai proses pembentukan planet tersebut. Selain itu, cara ini juga dapat digunakan untuk mengukur tanda vital Mars, termasuk temperatur, seismologi, serta pelacakan yang lebih akurat."
Sebelumnya, InSight direncanakan akan diluncurkan pada tahun ini. Namun, peluncuran itu ditunda menjadi Mei 2018 dikarenakan adanya masalah teknis. Salah satunya adalah ada kebocoran pesawat yang merupakan peralatan penting dalam misi ini.
"Tujuan dari InSight sangat menarik. Oleh sebab itu NASA dan CNES berencana untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin terjadi," ujar John Grunsfeld, Associate Administrator NASA. Rencananya, InSight meluncur pada 5 Mei 2018 dan mendarat di Mars pada 26 November 2018.
Jika berhasil, InSight akan menjadi misi kedua setelah rover Curiosity yang ditujukan untuk mempelajari permukaan Mars. Sebelumnya, ada pula dua misi lain yang digunakan untuk mengorbit Mars, yakni misi NAVEN dari Mars dan Misi Pengorbit Mars dari India.
(Dam/Cas)