Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kalangan kini semakin banyak menyukai olahraga ekstrem. Namun bagaimana bila terobsesi melakukannya dengan anak di bawah umur?
Seperti diberitakan Dailymail, Senin (14/3/2016), ada beberapa orangtua yang mengajak anaknya lompat dari tebing dan mendaki gunung. Mereka berharap, cara ini dapat membangun karakter anak.
Seperti misalnya yang dilakukan James Castrission. Dia membawa puteranya, Jack yang baru berusia tiga tahu untuk abseiling dari tebing curam setinggi 100 meter. James dan istrinya bahkan mengatakan, telah mendaftarkan anaknya sebagai petualang sejak buah hatinya lahir.
"Orang-orang mungkin akan berpikir, kami orang gila yang membawa anaknya melakukan olahraga ekstrem. Tapi saya pikir Jack telah menjadi seorang petualang," kata Castrission.
Menurut Castrission, anak-anak memiliki kemampuan untuk menilai risiko lebih ketimbang yang orangtua pikirkan. "Saya pikir, anak-anak itu lebih pintar dari yang kita pikir. Jadi kita harus menghormati kemampuan mereka agar bisa percaya diri."
Lagipula, kata dia, penelitian menyebutkan, anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di alam liar bisa menurunkan risiko obesitas dan gangguan perilaku (ADHD).
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, hal ini cukup ditentang oleh Psikolog klinis Dr Gary Banks. Dia mengatakan, orangtua seperti Castrission, itu berjudi dengan kehidupan anak mereka. "Anak-anak tidak memiliki kapasitas untuk melewati batasnya. Otak mereka masih sulit menentukan risiko yang harus diperhitungkan."
"Jika Jack luka parah, dia akan mengalami trauma yang paling dahsyat. Tapi seandainya Jack tetap di rumah, dan membiarkannya hingga 15 tahun baru bisa keluar, itu jauh lebih bahaya," ungkapnya.
Sebelumnya, ajakan orangtua kepada anaknya untuk melakukan sesuatu yang ekstrem juga terjadi pada keluarga Sweeney. Mereka berharap, anaknya yang berusia 9 tahun bisa menjadi orang termuda yang pernah mendaki Mont Blanc-puncak tertinggi di Eropa. Meski anak-anaknya berhasil, namun keluarga ini menerima serangan kritik dari netizen. Meski begitu, keluarga Sweeney mengatakan tidak akan mengubah pola pengasuhannya.