Mengintip Pabrik Terbesar di Dunia

Dengan ukuran sebesar itu, tidak heran kalau pabrik pesawat terbang itu tercatat sebagai bangunan sedunia versi Guinness.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 14 Mar 2016, 14:00 WIB
Perakitan sebuah pesawat terbang di dalam pabrik pesawat terbang Boeing di Everett. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Liputan6.com, Everett - Pernahkah terbayangkan bagaimana sebuah pesawat terbang komersil yang mengangkut ratusan penumpang dibuat? Sebesar apakah pabriknya. 

Dikutip dari news.com.au pada Senin (14/3/2016), ternyata pabrik pesawat Boeing luar biasa besar dan luas. Bahkan ukuran pintu-pintunya bisa seluas lapangan sepakbola. Lalu, gedungnya sendiri bisa menampung Disneyland dilengkapi dengan tambahan luas 5 hektar lagi untuk parkir.

Dengan ukuran sebesar itu--seluas 39,8 hektar dan volume 13,3 juta meter kubik, tidak heran kalau pabrik pesawat terbang itu tercatat sebagai bangunan terbesar sedunia versi Guinness World Records.

Pemandu tamu mengatakan bahwa bangunan itu sedemikian besarnya sehingga memerlukan ventilasi yang memadai guna  mencegah terbentuknya awan hujan di dalamnya.

Pabrik berukuran raksasa itu awalnya dibuat untuk membangun pesawat terbang pengubah sejarah. Ketika Boeing mengumumkan akan membuat seri 747 pada 1966, perusahaan memerlukan pabrik yang sepadan.

Bagian dalam pabrik pembuatan pesawat terbang Boeing dari balkon pengunjung. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Boeing membuka pabriknya untuk wisatawan pada 1968, bertepatan ketika perusahaan meluncurkan 747 perdananya.

Sampai hari ini, masyarakat masih dapat menyaksikan fasilitas pembuatan pesawat-pesawat badan lebar Boeing, yakni 747, 767, 777, dan 787 Dreamliner.

Pengunjung dibuat terpesona dengan sejumlah lorong besar lalu menaiki lift barang untuk tiba di balkon berpemandangan lantai pabrik. 

Salah satu pesawat terbang Boeing milik penerbangan United Airlines. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Secara bertahap, wisatawan menyusuri lintasan produksi mulai dari komponen-komponen mentah hingga menjelma menjadi sebuah pesawat yang siap menerima merek dagangnya di sebuah hanggar.

Ada tanda di samping badan pesawat yang menjelaskan tujuan pesawat terbang dan seberapa banyak Boeing sejenisnya yang telah dimiliki armada tujuan tersebut. Ketika pengunjung melihat suatu lambang penerbangan yang lazim dipakai, bisa jadi nantinya pesawat itulah yang ditumpanginya.

Walau banyak pengunjung yang sangat ingin mengambil foto, mereka dilarang keras mengambil foto.

Hanggar-hanggar pengerjaan pesawat terbang sesuai permintaan pembeli. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Perjalanan wisata dilanjutkan dengan penjelasan bagaimana cara membeli pesawat Boeing. Misalnya, bagaimana cara mengecat badan pesawat. 

Lebih sedikit cat mengurangi berat kala lepas lendas dan konsumsi bahan bakar, tapi pesawat yang sekedar dipoles mungkin perlu dicuci dua kali lebih sering untuk melindunginya dari karat, sehingga biayanya setara dengan penghematan bahan bakar yang diinginkan.

Cat warna gelap lebih berat daripada warna terang, sehingga tidak mengherankan kalau kebanyakan maskapai menggunakan warna putih. Namun, ada penerbangan khusus All Black dari Air New Zealand yang mungkin tidak ambil pusing dengan penghematan bahan bakar.

Ketika akan meninggalkan pabrik, para pelancong dapat mengunjungi The Future of Flight Aviation Center. Di sana, secara digital, pengunjung dapat merancang pesawatnya sendiri.

Wisatawan juga dimanjakan dengan simulasi mengendarai Boeing. Mereka duduk di dalam kokpit 727 dan mengutak-atik tombol dan kendali, kemudian terbang ke Mesir ataupun sejumlah tempat jauh lainnya.

Balkon pengunjung untuk melihat bagian dalam pabrik pembuatan pesawat terbang Boeing. (Sumber Boeing Company via news.com.au)

Setelah itu, pengunjung dapat memesan interior pesawat masa depan di Passenger Experience Research Center. Lalu ada Materials Zone yang memungkinkan pengunjung membandingkan badan pesawat Boeing 787 Dreamliner dengan potongan badan Boeing 707.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya