Rakyat Brasil Turun ke Jalan Tuntut Presiden Rousseff Lengser

Ribuan warga menggelar unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (NELSON Almeida/AFP)

oleh Arny Christika Putri diperbarui 14 Mar 2016, 12:34 WIB
20160313-Rakyat Brasil Turun ke Jalan Tuntut Presiden Rousseff Lengser-Brasil
Ribuan warga menggelar unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (NELSON Almeida/AFP)
Ribuan warga menggelar unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (NELSON Almeida/AFP)
Massa membawa bendera raksasa saat unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Mereka menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (NELSON Almeida/AFP)
Pemandangan aksi unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (MIGUEL SCHINCARIOL / AFP)
Ribuan warga turun ke jalan menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Sao Paulo, Brasil, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (MIGUEL SCHINCARIOL / AFP)
Kubu oposisi membawa balon raksasa dalam unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Dilma Rousseff di Esplanada dos Ministerios, Brasil, Minggu (13/3). (Andressa Anholete / AFP)
Ribuan orang berkumpul di Copacabana, Rio de Janeiro, untuk memprotes pemerintah Dilma Rousseff, Minggu (13/3). Para pengunjuk rasa menuduh Rousseff tidak mampu mengelola ekonomi dan terlibat dalam skandal korupsi besar. (Vanderlei Almeida/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya