Liputan6.com, Bali Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) ingin belajar industri budaya dari Bali, karena pariwisata Jawa Barat (jabar) dinilainya belum bisa berjalan teguh meski obyek wisatanya tak kalah bagus.
Menurut dia, industri budaya terjadi ketika pelaku yang berkreasi dan mencipta memperoleh apresiasi memadai yang bisa menjadi sumber penghidupannya.
Advertisement
"Ketika orang mau melihat dan membayar pertunjukan budaya, itulah industri budaya di mata saya. Dengan posisi demikian, maka budaya pun terpelihara," kata ujar di Bali, Minggu (13/3) siang.
Aher mengatakan, budaya di Jabar belum bisa menciptakan timbal balik ekonomis semacam itu, sehingga daya tariknya belum sekuat budaya Bali.
"Banyak hal yang bisa kami pelajari dari pariwisata Bali. Selain pengelolaan industri, kami lihat infrastruktur wisatanya memadai karena diuntungkan geografis obyek wisata yang berdekatan," kata Aher.
Pantai di Bali, kata dia, berdekatan satu sama lainnya sementara akses transportasi sudah demikian lancar baik dari dalam atau pun luar negeri. Bandara internasional sudah ada, sehingga semua rute penerbangan dari dalam/luar negeri telah tersambung.
"Jawa Barat baru punya bandara internasional yang memadai paling cepat akhir 2017 atau awal 2018. Jadi, sekalipun pantai-pantai di Jabar Selatan tak kalah bagus dari Bali, aksesnya yang belum bagus sehingga kunjungan wisatawan asing belum optimal," katanya.
Gubernur Jabar menambahkan, kontur jalan di dekat pantai Jabar Selatan pun sangat menantang. Terdapat belokan hingga 180 derajat, jalan berkelok-kelok, tanjakan berbukit, dan banyak lagi.
"Tapi sarana jalan utama sepanjang Jabar Selatan itu sudah kami perbaiki. 430 km jalan di Jabar Selatan sudah kami bangun dengan kemantapan jalan sangat baik pada tahun 2015 ini," tambah Aher seraya mengatakan kelayakan jalan
kawasan tersebut terpanjang di Pulau Jawa.
Padahal, kata Aher, pada tahun 2008, kelayakan jalan di kawasan selatan Pulau Jawa terpanjang oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
(Adv)