Ahok Bakal Pecat Banyak Kasi di Dinas Kebersihan Pekan Depan

Ahok mengungkapkan mereka diduga meminta jatah preman.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Mar 2016, 08:11 WIB
Rumah keluarga Ahok di Gantong, Belitung Timur. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama mulai menuai hasil dari optimalisasi teknologi smart city. Teknologi tersebut mengungkap sejumlah oknum kepala seksi Dinas Kebersihan DKI yang meminta 'jatah preman'.

"Minggu depan saya banyak mau pecat kasi-kasi kebersihan karena minta uang ke sopir truk sampah," kata pria yang akrab disapa Ahok, dalam acara Deloitte Infrastructure Week bertema Menuju Jakarta Smart City 2025, di Jakarta, Senin 14 Maret 2016.

Dia mengungkapkanuang jatah yang diminta tersebut berjumlah sekitar Rp 500 ribu-Rp 1 juta. Dia mengetahui hal ini dari penelusuran GPS.

"Kan kita bisa tracking di GPS juga ke mana dan laporan," tutur Ahok.

Namun, dia akan melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap data tersebut.

Selain mengetahui 'permainan' pegawai Dinas Kebersihan, dari teknologi smart city, Ahok bisa memantau kinerja para lurah. Masyarakat dapat dengan mudah melapor tentang kinerja para lurah di lingkungannya. Laporan itu akan masuk dalam notifikasi di aplikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Bila tidak dilanjuti, maka akan mendapat tanda merah. Bila 3 hari didiamkan begitu saja, Ahok akan bertindak.

"Jurusnya itu cuma 3, pecat, pecat, dan pecat. Pemain pengganti kita banyak," tandas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya