Liputan6.com, Hawaii - Musibah kerap menyisakan trauma. Namun tidak bagi Bethany Hamilton. Tragedi yang menimpa wanita berusia 26 tahun itu justru menguatkan dan berbalik menjadi pelecut semangatnya. Setelah tragedi yang nyaris merenggut nyawanya itu, Hamilton, mampu menjelma jadi primadona.
Hamilton lahir di Lihue, Hawaii, Amerika Serikat. Sejak masih bocah, wanita berambut pirang ini sudah akrab dengan laut. Pada usia 13 tahun, Hamilton sudah mahir berselancar. Setiap pagi, Hamilton bersama temannya Alana Blanchard, dan saudaranya kerap menunggang ombak di laut.
Baca Juga
- Cucu BJ Habibie Bakal Trial di Sporting Lisbon
- Ayah Striker Galatasaray Jadi Korban Teror Bom Turki
- 5 Atlet Dunia Positif Doping, Selain Si Cantik Maria Sharapova
Advertisement
Mereka juga rutin mengasah skill demi meraih mimpi menjadi peselancar profesional. Sebelumnya, Hamilton sudah menjuarai Rell Sun Menehune (1998) dan NSSA kelas Open Women (2002).
Pada 31 Oktober 2003, Hamilton kembali latihan. Namun keceriaannya pagi itu terenggut oleh kehadiran seekor hiu raksasa yang ganas.
Awal Tragedi
Seperti dilansir Mirror.co.uk, pagi itu Hamilton pergi ke laut bersama teman akarbnya, Blanchard. Pagi itu mereka ingin mengasah kemampuan menunggang ombak. Ikut juga ayah Blanchard, Holt dan saudaranya, Byron. Saat itu laut tenang dan banyak penyu yang berenang di sekitar mereka.
Sembari menunggu ombak, Hamilton tiarap di atas papan seluncurnya. Tangan kirinya terjulur ke air. Namun tak disadari, seekor hiu macan berukuran 14 kaki sudah mengincar di kedalaman.
Lamunannya langsung pecah saat seekor mahluk laut yang ganas itu menyambar tangan kirinya. Cepat dan brutal. Hamilton seketika terjatuh dan laut di sekitarnya langsung berubah merah.
Sadar temannya dalam bahaya, Blanchard bergegas mendekat, menggapai badan Hamilton dan membantunya mengayuh ke tepian. Sekilas, dia melihat tangan kiri Hamilton sudah putus hingga sebatas bahu. Dengan sekuat tenaga, Blanchard, berusaha mengayuh menggapai daratan.
Holt yang berada tak jauh dari mereka juga segera bergegas diikuti anak laki-lakinya, Byron. Mereka menyambut Hamilton di pantai dan melakukan pertolongan pertama sebelum melarikannya ke rumah sakit. Wajah Hamilton sudah pucat pasi kehilangan darah yang cukup banyak.
Beruntung, Hamilton masih bertahan saat tiba di RS Wilcox Memorial dan dokter bedah juga tinggal di hotel yang tak jauh dari sana. Ayah Hamilton kebetulan sudah lebih dulu berada di rumah sakit tersebut untuk menjalani operasi lutut. Namun mengetahui musibah yang menimpa putrinya, ayah Hamilton memutuskan untuk menunda operasi dan memberikan jatah kamarnya.
Advertisement
Kembali ke Papan Seluncur
Operasi berjalan sukses dan Hamilton berhasil melewati masa kritisnya. Dia harus menghabiskan waktu selama dua pekan sebelum diizinkan pulang dengan kondisi lengan kiri buntung. Namun, bukannya trauma dengan kejadian tersebut. Hamilton nekat kembali lagi ke laut. Bahkan, tiga pekan setelah tragedi tersebut, Hamilton sudah kembali menunggang ombak dengan surfingnya.
Hamilton berselancar dengan papan yang sudah dimodifikasi. Lebih panjang dan tebal, serta memiliki pegangan bagi tangan kanannya saat mendayung. Setiap hari dia harus berlatih beban untuk menguatkan kayuhan kakinya yang diperlukan menggantikan peran lengannya yang hilang.
Upaya Hamilton tidak sia-sia. Pada tahun 2004, dia sudah menempati peringkat kelima Kejuaraan Nasional NSSA yang berlangsung di Australia. Setahun kemudian, di kejuaraan yang sama, Hamilton malah keluar sebagai juara. Dia berhasil mengalahkan peselancar-peselancar bertubuh normal.
Gelar yang sama kembali diraih Hamilton setahun kemudian di Amerika Serikat. Bahkan saat mulai terjun ke kelas profesional, Hamilton sempat menjuarai turnamen O'Neill Island Girl Junior Pro.
Kariernya sebagai penunggang ombak terus berlanjut. Dengan satu lengan Hamilton mulai merambah kejuaraan pro lainnya dan mendapat sponsor. Pada tahun 2014 lalu, Hamilton berhasil keluar sebagai juara Surf 'n' Sea Pipeline Women's Pro yang berlangsung di Amerika Serikat.
Semakin Populer
Popularitas Hamilton terus meningkat. Sejak tragedi memilukan itu, dia sering diundang ke berbagai acara televisi. Dia telah hadir dalam progam talk show ternama, seperti Good Morning America, Inside Edition, The Oprah Winfrey Show, The Ellen DeGeneres Show, The Today Show, dan The Tonight Show. Wajah dan kisahnya juga ramai menghiasi media cetak, termasuk majalah People, Time, dan American Girl. Sebagai tambahan, Hamilton juga jadi cover story pada majalah niNe.
Hamilton juga kerap diundang sebagai pembicara dalam acara seminar. Dan belakangan, kisahnya juga diangkat ke layar lebar lewat film berjudul "Soul Surfer". "Adalah Yesus yang memberikan saya kedamaian ketika hiu memakan lenganku. Saya percaya kepada Yesus meski saat saya tengah melalui jalan yang sulit. Saya melihat semua hal-hal indah dari situasi yang saya hadapi. Saya bisa berbagi cerita kepada wanita-wanita muda yang sudah punya panutan dan saya bisa membantu orang-orang menghadapi masalah yang tengah mereka hadapi," ujar Hamilton beberapa waktu lalu.
Advertisement
Berselancar saat Hamil
Berselancar ternyata telah mendarah daging bagi Hamilton. Bahkan saat tengah hamil, Hamilton masih menyempatkan diri menunggang ombak. Suaminya, Adam Dirks, yang berprofesi sebagai pendeta juga ternyata gemar berselancar. Keduanya kini telah dianugerahi putra bernama Tobias.
Nah, saat mengandung Tobias, Hamilton masih tetap berselancar. Namun saat perutnya sudah terlalu besar, dia memilih untuk menghabiskan waktu berenang dan hiking. "Saya telah berselancar selama masa kehamilan saya. Saya ingin berselancar selama yang saya bisa," kata Hamilton.
"Namun saat perut saya sudah semakin besar, saya baru menghabiskan lebih banyak waktu untuk berenang dan menikmati keindahan laut," ujar Hamilton yang masih aktif berselancar hingga kini.