Liputan6.com, Halabja - Hari itu, 16 Maret 1988, 20 pesawat jet terbang di langit Halabja, Irak sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Tak berapa lama, menurut keterangan para saksi, terlihat asap berwarna membumbung di angkasa.
"Ada asap putih, hitam dan kemudian kuning mengepul ke udara dari ketinggian 46 meter," kata saksi seperti pembeberan yang dikutip dari BBC on This Day.
Tak berapa lama kemudian, suasana di lokasi tersebut mencekam. Suara teriakan warga terdengar di mana-mana.
Baca Juga
Advertisement
Ribuan orang dilaporkan tewas dalam tragedi yang terjadi di utara Iran tersebut, tak diketahui jumlah pastinya.
Sebagian besar korban luka dibawa ke rumah sakit di ibu kota Iran, Teheran. Mereka terkena paparan gas mustard.
Meski lolos dari kematian, mereka mengalami masalah pernapasan atau penglihatan akibat kontaminasi bahan kimia yang dijatuhkan di kota tempat tinggalnya.
Menurut beberapa laporan, hampir 75% korban adalah perempuan dan anak-anak.
Korban luka yang terlihat oleh wartawan menunjukkan gejala umum keracunan gas mustard. Seperti luka lecet dan kesulitan bernapas.
Beberapa warga yang selamat menutupi wajah mereka dengan kain basah, dan kabur ke pegunungan di sekitar Halabja.
"Aku tidak tahu di mana anak-anakku," kata salah satu warga, Abdul Rahman.
Menurut para ahli, bahan kimia yang dijatuhkan oleh pesawat kemungkinan gas beracun termasuk gas mustard, sarin perusak saraf, tabun dan VX serta sianida.
Serangan Balasan
Serangan di Halabja, sekitar 150 mil (241 km) timur laut dari ibu kota Baghdad, Irak, itu adalah yang terbaru dalam perang antara Iran dan Irak.
Mencoba membalas kekalahan dari pasukan Iran, Irak pun menyerang Halabja. Kota itu menjadi target karena dipandang sebagai pusat penting pasukan Kurdi yang memperjuangkan kemerdekaan otonomi.
Serangan itu terjadi 2 hari setelah serangan serangan mortir, artileri dan roket dari pegunungan di dekatnya.
Menurut komandan Kurdi pro-Iran di Halabja, ada sampai 14 kelompok pesawat. Masing-masing grup berisi 7 sampai 8 pesawat saat itu.
Pada tanggal yang sama tahun 1926, sebuah prestasi tercatat. Robert H. Goddard tercatat sebagai orang pertama yang berhasil meluncurkan roket berbahan bakar cair di Auburn, Massachusetts.
Sementara pada 16 Maret 1945, 90 persen Würzburg, Jerman dihancurkan hanya dalam 20 menit oleh Britania Raya. 5.000 orang tewas dalam insiden tersebut.