Liputan6.com, Jakarta - Pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, membeberkan kunci sukses anak asuhnya, Praveen Jordan dan Debby Susanto, menjuarai All England 2016 di nomor ganda campuran. Richard mengungkapkan, kuncinya ada di persiapan yang maksimal.
"Saya pikir persiapan mereka sudah maksimal. Sudah baik. Jadi kalau persiapannya baik, hasilnya juga maksimal," kata Richard saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Selasa malam (15/3/2016).
Baca Juga
- Makna di Balik Warna Mobil Rio Haryanto yang Mirip Metro Mini
- Menpora Bakal Izinkan ISL Bergulir, Asal...
- Kans Arsenal Lolos ke 8 Besar Liga Champions Cuma 5 Persen
Advertisement
Praveen/Debby tampil sebagai kejutan dengan menjuarai All England di nomor ganda campuran setelah mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Mereka mengalahkan Fischer/Pedersen dua set langsung 21-12, 21-17, pada Minggu (13/3/2016) di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris.
Keberhasilan ini mengejutkan lantaran Praveen/Debby bukanlah termasuk kategori unggulan di nomor ini. Apalagi, mereka juga sempat bertemu dengan unggulan pertama asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yun Lei di semifinal. Namun, Praveen/Debby akhirnya berhasil melaju ke final dan juara.
Indonesia sebetulnya menempatkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai unggulan kedua setelah pasangan Tiongkok itu. Sayang, Tontowi/Liliana gagal setelah disingkirkan pasangan Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Pasangan Indonesia unggulan dua tersebut kalah dalam 40 menit dengan skor 18-21 dan 16-21.
Richard mengakui, dirinya tidak memprediksi Praveen/Debby dapat juara. "Saya menakar mereka minimal sampai semifinal. Tapi begitu sampai final, di situ saya sudah punya harapan untuk juara," kata saudara kandung dari Rexy Mainaky tersebut.
Richard menambahkan, dengan keberhasilan Praveen/Debby, dirinya punya opsi lebih banyak untuk ganda campuran. Lebih lanjut, dia memandang keberhasilan itu akan membuat konsentrasi lawan pada Indonesia terpecah.
"Selama ini kita tertuju Owi/Butet (panggilan akrab Tontowi/Liliyana). Sekarang mereka berpikir Indonesia punya dua kekuatan," kata Richard.