8 Persen Penderita Kusta di Jatim Anak-anak

Penderita kusta di Jatim masih mengalami diskriminasi, sehingga menghambat penanganan perawatan penyakit itu.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 16 Mar 2016, 08:38 WIB
Foto: The Guardian

Liputan6.com, Surabaya - Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mengungkap 30 persen penderita kusta di Indonesia (4.183 orang) berada di Jatim. Sebanyak 8 persen atau 332 orang di antaranya adalah anak-anak.

"Tingginya penderita pada anak atau masih lebih dari 5 persen menunjukkan penularan kusta di Jatim masih tinggi," ujar Kepala Bidang Pengendalian Dinas Kesehatan Jawa Timur, Ansharul, Selasa 15 Maret 2016.

Ia memaparkan penyebaran penyakit kusta di Jatim terbesar berada di Sumenep dengan jumlah penderita 470 orang, disusul Sampang dengan 329 orang, Bangkalan 310 penderita dan Jember 288 penderita. Dengan jumlah itu, prevalensi penyakit kusta pada 2015 berada pada tingkat 1,08 persen.

Meski begitu, ia menargetkan pada 2016 prevalensi penderita kusta di Jatim bisa berada di bawah 1 persen per 10.000 penduduk. Berbagai strategi disiapkan, meliputi menemukan terduga kusta, meningkatkan fasilitas layanan yang bermutu dan terjangkau, pengobatan sesuai standar, dan peningkatan sosialisasi.

"Serta melakukan pemberdayaan keluarga mencegah dan mendeteksi dini kusta melalui program Cinta Keluarga atau cegah infeksi kusta pada keluarga. Dan peningkatan komitmen dari pihak politikus untuk pengambil keputusan," ucap Ansharul.

Pada sisi lain, penderita kusta juga dilatih untuk mandiri dalam merawat luka kusta dari tim medis. Menurut dia, hal itu penting agar penderita kusta bisa mengobati sendiri penyakitnya. Dia juga menekankan jaminan pembiayaan pengobatan kusta.

Dinkes Jatim pun mengintensifkan penemuan dini, terutama di daerah dengan angka prevalensi tinggi melalui kegiatan Rapid Village Survey (RVS), pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak sekolah, pelibatan kader Aisyiyah dan Fatayat, deteksi dini oleh tenaga perawat di ponkesdes dan kegiatan lain yang meningkatkan penemuan dini pasien kusta.

"Jatim memiliki dua rumah sakit kusta, yaitu di RS Kusta Kediri dan RS Kusta Sumber Glagah Mojokerto. Dua rumah sakit ini merupakan ujung tombak pada kegiatan penguatan jejaring layanan. Namun rumah sakit umum juga terlibat dalam jejaring penyembuhan atau proses eliminasi kusta di Jatim," tutur Ansharul.


Disorot WHO

Cakupan wilayah yang luas serta penyebaran kasus kusta yang tinggi menyebabkan WHO memantau langsung penanganan kusta di Jawa Timur. Team Leader Global Leprosy Program WHO, Erwin Cooreman, mengatakan meski menunjukkan perbaikan, penderita kusta masih mengalami diskriminasi.

"Penderita kusta itu sering mendapatkan diskriminasi dan langkah Jatim dalam mengeliminasi kusta perlu perhatian bersama," kata Cooreman.  

Ia memaparkan saat ini Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak penderita kusta di dunia setelah Brasil dan India. Untuk itu ia menekankan penggalakkan pencegahan dini sebab kusta dapat disembuhkan.

"Kusta bisa disembuhkan. Jika upaya pencegahan dini dilakukan, maka penderita kusta alami kecacatan dapat ditekan," ucap Cooreman.

Sementara itu, Nippon Foundation mengapresiasi upaya Jatim menurunkan prevalensi kusta di wilayah itu. Karena itu, lembaga nirlaba asal Jepang memilih Jatim untuk menjadi pilot project eliminasi kusta.

"Dipilihnya Jatim karena sangat aktif menekan kusta. Kami datang untuk merancang proyek jatim jadi pilot project eliminasi kusta," kata perwakilan Nippon Foundation Yohai Saskawa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya