6 Aturan Aneh untuk Wisatawan di Korea Utara

Salah satunya adalah tidak boleh mengambil gambar patung sebagian, harus seluruhnya.

oleh Citra Dewi diperbarui 16 Mar 2016, 12:47 WIB
Korea Utara mempunyai peraturan ketat bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana (Foto: Reuters).

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara adalah negara yang paling mengisolasi diri di dunia. Namun, justru itu yang membuat sejumlah orang untuk berkunjung ke sana.

Walaupun Korea Utara sedang berusaha merangkul para wisatawan dalam beberapa tahun terakhir, namun negara tersebut tidak meninggalkan ciri khasnya yang memiliki aturan ketat, yang juga diterapkan pada para pengunjungnya.

Setiap wisatawan asing yang berkunjung ke negara yang dipimpin oleh diktator Kim Jong-un, harus mematuhi peraturan yang ketat dan bahkan aneh. Tata tertib tersebut biasanya dijelaskan di China, sesaat sebelum mereka masuk ke Korea Utara.

Aturan pertama bagi para wisatawan adalah dilarang menyebut negara itu Korea Utara, namun mengucapkannya dengan Republik Demokratik Rakyat Korea atau biasa disingkat DPRK.

Seperti yang dikutip dari News.com.au, Rabu (16/3/2016), berikut adalah aturan lain yang harus dipatuhi oleh para wisatawan yang ingin berkunjung ke Korea Utara.

1. Tidak Diperbolehkan Bertingkah Laku Bebas

Hal tersebut mungkin tak mengherankan, mengingat Korea Utara dipimpin oleh diktator selama beberapa puluh tahun dengan aturan yang sangat ketat dan tegas.

Perjalanan ke negara tersebut hanya dimungkinkan jika Anda bergabung dengan tur yang dikontrol ketat dan pendampingan pemandu wisata di setiap detiknya.

Korea Utara dikenal sebagai negara yang memiliki peraturan ketat dan hal tersebut tercermin dalam keteraturan masyarakatnya (Foto: Reuters).

Anda tak bisa pergi kemana pun tanpa kehadiran pemandu wisata. Bahkan para pengunjung tak dapat keluar kamar hotel dan berjalan-jalan sesuka hati tanpa adanya pendamping.

Secara sengaja keluar dari jadwal dan tempat yang telah disusun oleh tur adalah hal terlarang, karena banyak daerah yang tak boleh dikunjungi para wisatawan.

"Aku merasa terus menerus diawasi dan tak mendapat kebebasan pribadi..." ujar salah seorang turis, Mar Pages, kepada News.com.au tahun lalu.

"Setelah seminggu (berada di sana) aku sangat ingin pergi dari tempat itu dan melakukan apa yang aku inginkan. Tidak diikuti oleh orang lain sepanjang waktu merupakan hal yang melegakan," tambahnya.

2. Berhati-hati dalam Mengambil Gambar

Kebanyakan negara memiliki peraturan memotret yang cukup ketat jika menyangkut tentang zona dan properti militer. Namun, jika berkunjung ke Korea Utara peraturan mengambil gambar akan lebih rumit.

Contoh foto yang harus diambil ketika memotret patung di Korea Utara (Foto: News Corp Australia).

Korea Utara sangat ketat dalam menjaga urusan internalnya. Bahkan ketika wisatawan mengambil foto yang nampaknya tak berbahaya, seperti memotret orang sedang berjalan, bisa menjadi masalah.

Para wisatawan dihimbau untuk menghindari memotret kemiskinan dan konstruksi bangunan tanpa izin terlebih dulu. Lalu, siapa pun yang memotret foto patung harus mengambil tampak keseluruhannya, tidak boleh hanya sebagian.

 

3. Perhatikan Barang Bawaan Anda dengan Benar

USB drive, CD dan DVD, tablet, laptop, kamera, serta perangkat elektronik lainnya akan diperiksa oleh petugas setibanya Anda di sana. Tak hanya itu, history pada browser juga akan diperiksa.

Petugas tersebut mencari hal yang dianggap terlarang, seperti kritik terhadap pemerintah DPRK dan konten agama atau pornografi.

Ilustrasi kamera (Foto: Reuters).

Mencoba untuk menyelundupkan bahan bacaan yang dibuat oleh negara barat tentang Korea Utara, termasuk buku panduan wisata Lonely Planet, serta musik dan tayangan yang berisi tentang negara tersebut juga berisiko besar.

Alat navigasi, GPS, dan telepon satelit tidak diperbolehkan masuk di Korea Utara, termasuk kamera dengan lensa lebih dari 150 milimeter.


Ponsel Diharamkan

4. Anda Mungkin Tak Membutuhkan Ponsel di Korea Utara

Sampai saat ini, internet tak dapat masuk ke Korea Utara dan mereka melarang wisatawan untuk membawa ponsel.

Ilustrasi Telepon Genggam (Foto: Reuters).

Ponsel dan kamera akan disita sementara untuk diperiksa di perbatasan, dan memastikan para turis tak membawa hal-hal yang mengandung unsur Korea Utara.

Barang-barang yang mengandung hal terlarang akan sepenuhnya disita dan akan dikembalikan setelah meninggalkan negara tersebut.

5. Berpura-Pura Menyangkal Keimanan

Korea Utara merupakan negara ateis yang tak mengizinkan adanya penganut agama tertentu di negara tersebut.

Baru-baru ini, seorang warga negara Amerika ditahan selama enam bulan karena meninggalkan Injil di sebuah klub malam.

Korea Utara merupakan negara ateis dan tidak memperbolehkan penduduknya memeluk agama tertentu (Foto: Reuters).

Ia kemudian dibebaskan oleh DPRK dengan usaha diplomasi, termasuk dari pemerintah Sweida, dan dipulangkan ke Ohio dengan menggunakan pesawat jet milik pemerintah Amerika.

DFAT memperingatkan, aktivitas keagamaan merupakan salah satu hal yang dilarang oleh Korea Utara. Negara tersebut dapat menangkap, menahan, maupun mengusir wisatawan jika kedapatan melakukan hal itu.

6. Harus Menghormati Pemimpin Tertinggi Mereka

Di sana, Anda harus memanggil Kim Il-Sung dengan The Great Leader, penggantinya Kim Jong-il dengan The Dear Leader, dan pemimpin saat ini Kim Jong-un dengan sebutan The Marshal.

Para wisatawan harus menunjukkan rasa hormatnya bagi pemimpin Korea Utara, baik masa lalu dan sekarang. Hal tersebut termasuk dengan menaruh bunga di patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il serta membungkuk di depannya jika diperkukan.

Dilaporkan terdapat 34.000 patung Kim Il Sung di negara tersebut.

Nampak orang-orang memberikan penghormatan kepada patung Kim Il Sung (Foto: Reuters).

Melecehkan pemerintah Korea Utara merupakan pelanggaran berat dan dapat membuat wisatawan tersangkut masalah besar, termasuk dihukum dengan kerja paksa.

"Bahkan, turis telah ditegur karena telah membuang surat kabar resmi yang menampilkan foto dari keluarga Kim," ujar seorang ahli wisata Asia kepada CNN.

Dua bulan lalu, seorang mahasiswa Univeristy of Virginia yang berusia 21 tahun, Otto Warmbier, ditahan di negara tersebut karena 'tindakan yang menimbulkan permusuhan' dan dituduh memasuki negara 'dengan kedok pariwisata untuk tujuan menjatuhkan landasan persatuan berpikiran tunggal serta diam-diam berada di bawah dan manipulasi pemerintah AS'.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya