Liputan6.com, California - Perusahaan teknologi terkemuka seperti WhatsApp, Google, dan Facebook berencana untuk menjaga privasi data dengan meningkatkan enkripsinya.
Dilansir dari laman The Guardian, Rabu (16/3/2016), hal ini dilakukan perusahaan-perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley itu seiring dengan merebaknya kasus Apple vs FBI.
WhatsApp sendiri selama beberapa minggu terakhir memang sudah memiliki rencana meningkatkan keamanan untuk fitur video call-nya. Kini, platform perpesanan milik Facebook tersebut telah digunakan lebih dari 1 miliar pengguna di dunia per bulannya.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, aplikasi perpesanan tersebut juga telah menerapkan enkripsi yang kuat pada data penggunanya sejak 2014. Hal ini membuat pemerintah jadi kesulitan untuk membongkar data pada layanan pesan berlambang hijau itu.
Bahkan, pejabat eksekutif Facebook sempat ditahan oleh kepolisian Brazil pada 1 Maret lalu lantaran tidak mau bekerja sama memberikan data untuk kepentingan investigasi.
Pendiri sekaligus CEO WhatsApp Jan Koum ketika mengembangkan platform ini memang sengaja merancangnya untuk sedikit menampilkan informasi data penggunanya. Hal ini dilakukan untuk kenyamanan privasi pengguna.
The Guardian menyebut, dalam beberapa minggu ke depan, WhatsApp bahkan akan meningkatkan enkripsi untuk panggilan suara dan juga pesan grup. Pada gilirannya, enkripsi akan menjadikan WhatsApp sulit disadap oleh pihak yang berwenang.
Tidak seperti aplikasi olah pesan lainnya, Koum berkomitmen agar WhatsApp tidak menjual fungsi keamanan kepada pengguna. Koum mengatakan, pengguna berhak atas keamanan tanpa perlu membeli.
Meski begitu, belum jelas apa yang akan berubah dari WhatsApp. Sebuah sumber menyebutkan bahwa aplikasi olah pesan gratis itu akan mengumumkannya kepada para pelanggannya mengenai peningkatan enkripsi yang dimaksud.
(Tin/Cas)