Liputan6.com, Makassar - Anti (28), warga Jalan Adhiyaksa, Lorong V Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang setiap hari berkeliling di Makassar dengan becak di Kota Makassar.
Dia setia melakoni profesinya yang bergelut dengan sampah dan bau busuk targetnya demi biaya pendidikan buah hatinya.
"Hidup dengan kerja keras, tidak perlu memelas karena saya bukan pengemis berpenyakitan. Saya begini hanya mau cari biaya pendidikan anak," ujar Anti kepada Liputan6.com, Selasa 15 Maret 2016.
Anti mengatakan, rutinitasnya di pagi hari mulai dengan menyiapkan segala perlengkapan sekolah anak sulungnya Windi (10) murid Kelas V SD Panaikang.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya ia bersama ketiga anaknya yang lain yakni Afdal (6), Aldi (5), dan Widya (2) bergegas keluar dari rumah pergi mencari rezeki dari onggokan sampah rumah, kantor, restauran dan lainnya.
"Dengan becak ini tiga anak saya ikutkan pergi cari sampah karton, botol plastik, almunium dan besi untuk makan dan simpanan uang sekolah anak saya," jelas Anti.
Dalam sehari aksi perburuan mereka mendapatkan rata-rata Rp 50.000 dari hasil memulung.
Bahkan, Anti menambahkan, meski sudah dilarang anaknya yakni Windi sepulang dari sekolah biasanya langsung pergi di samping Mall Panakkukang di Jalan Adhiyaksa Baru sebagai juru parkir liar.
"Yang jelas dia tidak mengemis hanya bantu atur lalulintas kendaraan," kata Anti.
Windi saat menghampiri ibunya ketika ngobrol dengan Liputan6.com mengaku biasa mendapat Rp 40.000 dari apa yang dilakukannya mulai siang hari sampai malam.
"Lumayan buat bantu Ibu," ujar Windi.