Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang kian maju memunculkan banyak peluang bisnis baru yang menggiurkan. Misalnya, mobile payment atau layanan pembayaran melalui perangkat mobile seperti smartphone sebagai sarananya.
Operator seluler yang berkecimpung di industri telekomunikasi pun memanfaatkan peluang tersebut dan salah satunya Indosat Ooredo.
Baca Juga
Advertisement
Group Head Mobile Financial Services Indosat Ooredoo, Randy Pangalila, mengakui bahwa pembayaran mobile adalah bisnis yang cukup 'seksi'. Terlebih lagi, pasar di Indonesia sangat besar.
Menurut catatannya, saat ini terdapat 110 juta adult working people atau orang yang bekerja dan berpenghasilan di Indonesia. Tetapi, baru 20 persen di antaranya yang memiliki rekening bank. Persentase orang yang belum memiliki rekening bank, kata Randy, sangat berpotensi menjadi pengguna layanan pembayaran mobile.
"Sisanya itu sangat berpotensi untuk menggunakan uang online. Tapi memang target kita, kalau bisa, lebih banyak lagi yang menggunakan pembayaran mobile," tuturnya di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Indosat Ooredo sendiri saat ini telah memiliki beberapa layanan "dompet online", antara lain Dompetku dan Dompetku+. Untuk Dompetku, jumlah transaksinya sejauh ini telah mencapai 42 juta dengan nilai transaksi Rp 2,5 triliun.
Sementara Dompetku+ yang baru diluncurkan, memiliki dua mekanisme pembayaran dalam bertransaksi yaitu saldo dan kartu kredit. Pengisian saldo dapat dilakukan di mitra ritel yang telah bekerja sama, serta melalui transfer dan aplikasi mobile jaringan ATM Bersama.
Ke depannya, Randy berharap layanan pembayaran mobile akan lebih mudah digunakan sehingga bisa menjangkau lebih banyak pengguna. "Tren ke depan bukan hanya e-Commerce, tapi juga payment (pembayaran, red.). Ini juga jadi PR bagi para startup (perusahaan rintisan, red.), jadi bukan hanya membuat produk, tapi juga soal profit dan kemudahan proses payment harus diutamakan," jelas Randy.
(Din/Why)