Liputan6.com, Jakarta Jumlah penderita anemia yang masih terus bertambah di Indonesia juga pemahaman yang masih minim membuat Merck sebagai perusahaan sains dan teknologi dalam sektor kesehatan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) melakukan peluncuran inisiatif bersama berbentuk kampanye kesadaran publik.
Baca Juga
Advertisement
Kampanye "Indonesia Bebas Anemia" dicanangkan sebagai perwujudan untuk mengatasi kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap anemia, baik dari gejala, penyebab, risiko, hingga penanggulangannya.
Anie Rachmayani, selaku Head of Marketing Consumer Health PT Merck Tbk. Indonesia mengatakan, "Dampak dari anemia yang kami lihat begitu mempengaruhi produktivitas manusia, bahkan hingga penurunan kemampuan konsentrasi akibat anemia hingga 20 persen."
Anie memaparkan bahwa anemia merupakan penyakit yang mampu menyerang siapa saja, bahkan anemia merupakan silent disease yang cukup berbahaya.
"Kami sudah melakukan kampanye edukasi mengenai anemia sejak beberapa tahun terakhir, dan rencananya ini akan dilakukan selama beberapa tahun ke depan," jelas Anie dalam Konferensi Pers dan Peluncuran Kampanye Publik "Indonesia Bebas Anemia", Rabu (16/3/2016).
Besar harapan Merck atas keterkaitannya dalam program dan kampanye Indonesia Bebas Anemia. Anie pun menambahkan bahwa ada kebanggaan dari Merck dapat berkolaborasi besama PDGMI. "Kami berharap dengan program ini kami dapat meningkatkan lagi kesadaran masyarakat akan anemia," katanya.
Merck sendiri tengah melakukan beberapa program lain seperti membuka booth kesehatan gratis yaitu "Tanya Anemia Center". Masyarakat yang berkunjung memperoleh edukasi seputar anemia dan screening test dengan menggunakan Anemiameter yaitu alat untuk mengukur tingkat bahaya anemia di tubuh.