Liputan6.com, Jakarta Data Riskesdas menunjukkan bahwa persentase penderita anemia di Indonesia terjadi lebih tinggi pada wanita, akibat fase kehamilan dan menstruasi. Dalam kedua kondisi tersebut sel darah merah dalam tubuh wanita secara otomatis akan berkurang sehingga mudah mengalami anemia.
Baca Juga
Advertisement
"Kebutuhan zat besi akan meningkat dikala wanita sedang menstruasi juga pada masa pertumbuhan pada remaja putri", ungkap DR. Dr. Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK, kepada Health-Liputan.com, Kamis (17/3/2016).
Menurut dokter Anie, alasan wanita lebih banyak menderita anemia karena wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupan sehari-hari. "Khususnya wanita bekerja rentan terhadap anemia karena mereka berperan ganda dalam pekerjaannya di kantor dan juga sebaga ibu bekerja," tutur Anie.
Sering kali ibu pekerja seharian bekerja dan saat pulang harus mengurusi suami dan anak juga pekerjaan rumah tangga lainnya. Ini mengakibatkan ibu kelelahan. Namun itu semua juga terjadi akibat pola diet yang tidak seimbang.
"Terlalu fokus dengan pekerjaan hingga keluarga si ibu jadi lupa untuk memperhatikan dirinya sendiri, jadi ibu pekerja yang anemia disebabkan karena asupan gizi mereka yang tidak berimbang," ujarnya.
Untuk menghindari risiko anemia bagi para wanita bekerja, dokter Anie menyarankan untuk menjaga konsumsi makanan bergizi seimbang guna meningkatkan zat besi, seperti hewani (ayam, ikan, dan daging kambing), vitamin C, dan nabati.
"Nabati cukup baik sebagai sumber zat besi tetapi penyerapannya rendah, jadi yang paling bagus untuk menambah zat besi itu dari hewani," jelas Anie.