Ilmuwan Sulap Urine Jadi Energi Listrik, Caranya?

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa air seni dapat diubah menjadi listrik.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Mar 2016, 09:00 WIB
Sejumlah orang meyakini minum urine bisa bikin badan sehat. Namun, benarkah cara tersebut?

Liputan6.com, Bath - Walaupun dikenal sebagai zat sisa yang dihasilkan tubuh, urine atau biasa disebut air seni ternyata memiliki sejumlah manfaat.

Di bidang pertanian, urine dapat digunakan sebagai pupuk yang bisa menyuburkan tanaman. Beberapa orang juga percaya bahwa air seni dapat digunakan sebagai obat.

Baru-baru ini ditemukan manfaat lain dari urine. Seperti yang dikutip dari Science Daily dan Green Optimistic, Kamis (17/3/2016), sebuah penelitian mengungkapkan bahwa air seni dapat diubah menjadi listrik.

Sebuah Microbial Fuel Cell (MFC) -- sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan interaksi bakteri yang terdapat di alam -- jenis baru, dapat mengubah urine menjadi listrik pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Alat tersebut telah dirancang di Univeristy of Bath, Queen Mary University of London, dan Bristol Robotics Laboratory.

"Dunia menghasilkan urine dalam jumlah besar dan kita dapat memanfaatkan limbah itu dengan menggunakan MFC, kita bisa merevolusi cara membuat listrik," ujar penulis penelitian dari Univeristy of Bath, Dr. Mirella Di Lorenzo.

Sejauh ini, telah banyak penelitian tentang cara menghasilkan listrik dari urine dengan menggunakan beragam metode, namun hasilnya tidak efektif dan memerlukan biaya besar.

Urine Fuel Cell, tidak menggunakan bahan mahal seperti platinum, namun memakai serat karbon dan kawat titanium.

Untuk membuat tenaga lebih dan mempercepat kerjanya, peneliti menggunakan katalis dari glukosa dan albumin, protein yang diekstraksi dari putih telur. Menariknya, bahan tersebut dapat ditemukan pada limbah makanan, sumber lain dari bionergi.

Dalam mempercepat reaksi dan memproduksi tenaga lebih banyak, para ilmuwan menggunakan ide-ide inovatifnya. Mereka meningkatkan produksi listirk sepuluh kali lipat dengan menggandakan panjang elektron dari model aslinya.

Ilustrasi Microbial Fuel Cells (MFC) (Foto: illumin.usc.edu).

Kemudian, mereka menumpuk tiga buah MFC dan memperoleh energi sepuluh kali lebih banyak.

Peneliti tersebut juga menemukan Fuel Cells baru yang cocok untuk ditempatkan di pedesaan atau daerah terpencil, atau di negara berkembang.

"MFC dapat menjadi sumber energi utama di negara-negara berkembang, terutama di daerah miskin dan pedesaan," ujar penulis utama penelitian tersebut, Jon Chouler, dari University of Bath.

"Desain baru kami lebih murah dan bertenaga dari model tradisional. Perangkat yang dapat menghasilkan listrik dari urine ini dapat membuat perbedaan nyata dengan memproduksi energi berkelanjutan dari limbah," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya