Liputan6.com, Malang - Bila berkunjung ke Kabupaten Malang, Jawa Timur, para pelancong dapat mampir ke Taman Wisata Wendit di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis.
Tempat wisata air ini dikelilingi sejumlah pohon berusia ratusan tahun. Kolam pemandian di sana juga menjadi habitat bagi puluhan kera ekor panjang atau Macaca fascicularis.
Konon, kolam pemandian Wendit ini menjadi favorit bagi para selir dan raja Majapahit untuk pelesir sekaligus menjalankan prosesi ritual.
Banyak wisatawan yang juga meyakini kolam ini menjadi tempat mandi para selir raja Majapahit. Air kolam bahkan dipercaya membuat awet muda.
"Setahu saya dari informasi dari berbagai sumber, para istri raja Majapahit biasa mandi di kolam pemandian Wendit ini," ucap Tono Sinaga, seorang pengunjung asal Sawojajar, Malang, Kamis (17/3/2016).
Di dalam Taman Wisata Wendit sebenarnya tak hanya ada kolam pemandian. Sepelemparan batu dari kolam, ada sebuah bangunan dengan relief Hindu. Di dalamnya, terdapat sumber air bernama Sendang Widodaren.
Sedangkan di sebelah sendang, dipisahkan tembok pembatas, ada punden yang juga terdapat arca. Mitos masyarakat setempat, Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit, pernah bermeditasi di sana.
"Di Wendit ini, khususnya di Sendang Widodaren sering digunakan ritual. Setiap tahun, ada 4 ritual berbeda yang dilangsungkan di sini," kata juru kunci Sendang Widodaren, Mbah Sholeh.
Baca Juga
Advertisement
Pertama adalah Grebeg Tirto Aji. Masyarakat Suku Tengger dari 4 daerah, yakni Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang, menggelar ritual ini setiap Kamis Pahing bulan Rajab penanggalan Jawa. Warga Tengger mengambil air sendang untuk dibawa pulang agar ladangnya subur dan panen berlimpah.
Ritual lainnya adalah Bersih Desa oleh masyarakat Desa Mangliawan. Selanjutnya, ritual Jamasan atau mencuci keris oleh pencinta keris, serta Grebeg Suro saat 1 Suro.
Air di kolam pemandian Wendit ini diyakini berasal dari sumber mata air di Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Kawi. Wendit menjadi lokasi pertemuan air yang mengalir dari gunung itu.
Karena itu, air Wendit dianggap suci oleh kelompok masyarakat tertentu dan penuh berkah.
Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan, kolam pemandian Wendit memiliki nama kuno Bureng sebagaimana yang disebut dalam Kitab Negarakertagama.
"Bureng adalah suatu telaga yang indah dengan warna air kebiruan. Di dalamnya terdapat bangunan Candi Bermekala dan sederet rumah yang indah," urai Dwi.
Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk pernah berkunjung ke telaga purba ini sepulang dari lawatan ziarah di Candi Kidal dan Candi Jago. Raja yang memimpin Majapahit mencapai masa keemasannya ini singgah untuk maksud ganda.
Mulai dari berpesiar atau wisata karena tempatnya yang indah, sekaligus melakukan ritual karena di situ ada bangunan suci.
Bureng atau Wendit diyakini sudah ada dan dibangun pada masa kerajaam Mataram di abad X Masehi.
Tempat petirtaan suci ini kemudian dikembangkan pada masa Majapahit di abad XIV Masehi. Keberadaan arca yang tersisa menunjukkan di dalam kawasan Wendit ini dahulu ada candi dengan latar agama Hindu sekte Syiwa.
"Kolam pemandian Wendit ini adalah telaga purba, petirtaan suci. Sebenarnya inilah tempat suci pada masa Majapahit. Tapi sekarang ada pemanfaatan yang salah, karena petirtaan suci itu kini menjadi kolam renang wisata," Dwi menandaskan.